Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Daftar isi
Konflik Israel–Palestina telah lama menjadi sorotan dunia, namun pada Agustus 2025 pecah gelombang baru kontroversi ketika muncul rekaman mantan Kepala Intelijen Militer Israel, Pernyataan Aharon Haliva, yang menyatakan bahwa “puluhan warga Palestina harus mati untuk setiap korban Israel”. Pernyataan itu tidak hanya mengguncang opini publik, tetapi juga menimbulkan lonjakan kecaman dari organisasi kemanusiaan, pemimpin dunia, dan akademisi. Pernyataan Aharon Haliva.
Dalam artikel ini, kita akan membedah:
Rekaman yang bocor dan kemudian disiarkan oleh Channel 12 Israel menunjukkan bahwa Pernyataan Aharon Haliva, yang pernah menjabat sebagai Kepala Intelijen Militer Israel pada masa awal konflik, menyatakan bahwa untuk setiap korban warga Israel yang tewas pada insiden 7 Oktober 2023, “50 warga Palestina harus tewas.” Ia menegaskan bahwa korban sipil, termasuk anak-anak, tidak menjadi halangan. Ia bahkan menyebut bahwa warga Palestina perlu mengalami “Nakba” berkala agar merasakan konsekuensi tindakan mereka. (The Guardian)
Lebih jauh, Haliva menyebut angka korban Palestina yang tinggi sebagai hal yang “diperlukan” demi pesan kepada generasi mendatang. “Mereka butuh Nakba setiap sekarang dan kemudian agar merasakan harga” kata dia dalam rekaman itu. (Anadolu Ajansı)
Haliva menjabat sebagai kepala intelijen militer saat serangan besar 7 Oktober, yang memicu respons militer Israel dengan skala luas. Dalam rekaman tersebut, selain pernyataan ekstrem terhadap korban sipil, ia juga mengkritik struktur politik militer Israel, menyebut kegagalan intelijen dan menyatakan bahwa kepemimpinan sipil, terutama Perdana Menteri Netanyahu, seharusnya mundur. (The Times of Israel)
Rekaman ini muncul di tengah eskalasi konflik dan tuduhan genosida terhadap Israel terkait operasi militer di Gaza. Pernyataannya memperkuat narasi keras yang dapat mempengaruhi persepsi internasional dan proses diplomatik.
Rekaman tersebut pertama kali dilaporkan oleh The Guardian berdasarkan siaran bocoran dari Channel 12 Israel. (The Guardian) Selain itu, media seperti AA (Anadolu Agency) juga memberitakan isi yang sama, menyebut bahwa Haliva menyatakan jumlah korban Palestina yang tinggi sebagai pesan kepada generasi berikutnya. (Anadolu Ajansı)
Media Israel seperti Haaretz turut mengulas bahwa rekaman tersebut memperlihatkan Haliva mengakui bahwa sebagian besar korban Palestina adalah sipil, serta bahwa angka kematian tinggi dianggap sebagai “pesan”. (Haaretz)
Beberapa poin penting dalam verifikasi:
Meski demikian, perlu diingat bahwa konteks penuh (apa pertanyaan, apakah ada editing, apakah ada bagian yang hilang) belum sepenuhnya dipublikasikan secara bebas dan terbuka.
Beberapa lembaga mengutuk pernyataan tersebut sebagai legitimasi kekerasan kolektif terhadap warga sipil. Contoh: CAIR (Council on American-Islamic Relations) menyebutnya bukti kuat niat genosida. (cair.com)
Lembaga HAM PBB dan kantor hak asasi menyatakan bahwa hukuman kolektif dan pembenaran korban sipil di luar batas moral maupun hukum humaniter internasional.
Negara-negara Arab, kelompok negara Asia, serta beberapa pemerintah Eropa menyerukan agar Israel menjelaskan dan bertanggung jawab.
Seruan untuk penyelidikan independen muncul dari PBB dan relawan internasional. Pernyataan Aharon Haliva.
Media internasional banyak memuat liputan tentang rekaman tersebut, sering kali menyoroti bahwa komentar Haliva memperlihatkan pola retorika ekstrem dalam konflik tersebut.
Organisasi jurnalis dan advokasi kebebasan pers juga menyoroti bahwa pernyataan pejabat militer tinggi yang mendorong kekerasan massal terhadap warga sipil harus dipertanggungjawabkan. Pernyataan Aharon Haliva.
Pernyataan yang menyerukan pembunuhan massal warga sipil berdasarkan etnis atau kelompok dapat digolongkan sebagai bentuk incitement to genocide (penghasutan genosida) menurut Undang-Undang Internasional. Hukuman kolektif terhadap warga sipil dilarang dalam Konvensi Jenewa dan protokol tambahan konflik bersenjata.
Rekaman tersebut bisa menjadi bukti dalam penyelidikan yang dilakukan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atau mekanisme ad hoc. Bila terbukti bahwa pejabat negara mendorong pembunuhan massal, hal ini dapat menjadi dasar tuduhan kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan.
Hukum internasional mewajibkan para pihak dalam konflik meminimalkan korban sipil dan menjaga proporsionalitas dalam operasi militer. Kalimat seperti “50 harus mati” secara eksplisit menentang prinsip-proporsionalitas dan larangan terhadap hukuman kolektif.
Dengan infrastruktur kesehatan yang kolaps, kelangkaan pangan, air bersih, dan obat-obatan, korban sipil berada dalam kondisi kritis. Pernyataan yang membenarkan jumlah korban sipil dapat memperparah kekerasan dan menghalangi akses bantuan kemanusiaan.
Percaya bahwa mereka menjadi target sistematis dapat memicu trauma mendalam, menurunkan kepercayaan terhadap proses perdamaian di masa depan, dan memicu generasi trauma yang mengalami kehilangan keluarga, tempat tinggal, dan harapan. Pernyataan Aharon Haliva.
Sebagai contoh, kalian bisa mendukung penyediaan bantuan bagi warga Palestina melalui organisasi seperti YASA Peduli.
Bagi Anda yang ingin berkontribusi, berikut cara mudah untuk berdonasi:
💳 Rekening Donasi Palestina
BSI: 719 3358 866
A.N.: Yayasan Amal Sosial Ash Shohwah Malang
📞 Konfirmasi: 0852 3633 7242
🌐 Website Donasi Online:
yasapeduli.or.id/campaign/bantupalestina
Setiap rupiah yang disalurkan menjadi bagian dari perjuangan kemanusiaan — dari makanan, air bersih, layanan medis, hingga tempat tinggal sementara bagi para pengungsi.
Pernyataan Aharon Haliva adalah titik nyala dalam konflik yang sudah lama penuh penderitaan. Dalam kata-katanya terkandung retorika pembenaran kekerasan massal terhadap warga sipil — sesuatu yang sangat berbahaya dalam hukum internasional dan moral kemanusiaan.
Sebagai masyarakat global, kita tidak boleh diam. Butuh akuntabilitas, perlindungan bagi warga sipil, dan dukungan kemanusiaan yang kuat agar harapan keadilan dan perdamaian tetap hidup.
Semoga artikel ini memberi wawasan yang lebih dalam dan menguatkan tekad untuk terus berbicara demi suara yang tertindas.
#IsraelPalestina #GazaUnderAttack #KonflikTimurTengah #AharonHaliva #IDF #HakAsasiManusia #GenosidaGaza #KrisisKemanusiaan #HumanRights #StopWar #BeritaInternasional #AnalisisPolitik #OpiniDunia #MediaPalestina #TribunNews #PrayForPalestine #SavePalestine #FreePalestine #DoaUntukGaza #SolidaritasUmat