Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

Sejak 15 April 2023, Sudan tak lagi sama. Negeri yang dahulu disebut sebagai jantung Afrika kini porak-poranda oleh perang saudara berkepanjangan antara Tentara Nasional Sudan (SAF) dan Pasukan Paramiliter RSF (Rapid Support Forces). Dua kekuatan bersenjata ini berebut kekuasaan, namun yang paling menderita justru rakyat β jutaan jiwa tak berdosa yang kehilangan rumah, keluarga, dan masa depan.
Krisis yang Memburuk dari Hari ke Hari
Perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun ini menjelma menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia modern. Setiap hari, peluru dan bom menggantikan suara azan dan tawa anak-anak di jalanan Khartoum, Darfur, dan Kordofan.
π Fakta Terkini (Oktober 2025):
30,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan β hampir dua pertiga penduduk Sudan.
12,7 juta orang terpaksa mengungsi di dalam negeri.
Lebih dari 4 juta orang melarikan diri ke Chad, Mesir, Ethiopia, dan negara tetangga lainnya.
15.000 warga sipil telah terbunuh sejak perang pecah β dan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar.
17,7 juta jiwa menghadapi kelaparan akut, termasuk jutaan anak yang kini menjadi korban paling rentan.
80% fasilitas kesehatan rusak atau tidak berfungsi, membuat jutaan orang tanpa akses pengobatan.
20 juta anak kehilangan hak untuk belajar karena sekolah-sekolah hancur atau ditutup.
Angka-angka ini bukan sekadar statistik. Di baliknya ada wajah-wajah manusia yang menunggu pertolongan β ibu yang kehilangan anaknya, anak yang kehilangan orang tuanya, dan keluarga yang terpisah karena kekacauan tanpa akhir.
El Fashir: Simbol Derita yang Tak Terucap
Di wilayah Darfur Utara, tepatnya di El Fashir, tragedi kemanusiaan berlangsung setiap hari. Kota ini kini menjadi saksi bisu pembantaian dan kekerasan yang tak berperi kemanusiaan.
Warga sipil, pengungsi, hingga pasien di rumah sakit diburu dan dibunuh tanpa ampun. Banyak rumah ibadah dijarah dan sekolah hancur total.
Organisasi kemanusiaan sulit menjangkau daerah konflik karena serangan udara dan blokade. Bantuan makanan, obat-obatan, dan air bersih tidak bisa masuk, membuat penderitaan semakin dalam.
Lebih dari Sekadar Konflik Kekuasaan
Perang di Sudan bukan sekadar perebutan kursi pemerintahan. Ini adalah perang yang melupakan manusia β di mana harga hidup menjadi begitu murah, dan penderitaan menjadi keseharian.
Dunia memang tengah sibuk menyorot konflik di berbagai tempat lain, namun Sudan perlahan tenggelam dalam keheningan global.
Padahal, di balik senyapnya berita, setiap detik ada nyawa yang melayang.
Hasbunallah wa niβmal wakil
Di tengah kehancuran, masih ada secercah harapan. Relawan lokal dan lembaga kemanusiaan terus berjuang menyelamatkan siapa pun yang bisa diselamatkan, meski dengan segala keterbatasan.
Mereka percaya bahwa selama masih ada doa dan solidaritas, Sudan tidak sendirian.
Kini saatnya kita, dari belahan dunia mana pun, ikut bersuara. Jangan biarkan Sudan terlupakan.
Mari doakan, sebarkan, dan bantu dengan apa pun yang kita mampu. Karena diam berarti membiarkan penderitaan berlanjut.
SAVE SUDAN. KEEP EYES ON SUDAN πΈπ©
Artikel Lain
https://www.yasapeduli.org/artikel/
Follow Us!