Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Daftar isi
Salah seorang pemimpin perusahaan Crizler untuk pembuatan mobil Amerika mengisyaratkan mengenai tujuan perusahaannya. Ia mengatakan,
“Perusahaan Crizler itu bukan saja bertujuan untuk membuat mobil-mobil. Tetapi ia merupakan suatu perusahaan yang menjual alat transportasi yang menyenangkan demi berkhidmat kepada para penumpang dalam jangka waktu yang panjang.”
Jadi, perusahaan Crizler itu bukan saja mempunyai tujuan tetapi mempunyai tujuan tertentu dan target yang jelas. Bahkan penentuan target itu semakin jelas dan tegas ketika dibuktikan dalam rincian tujuan-tujuan parsialnya.
Ayahku (ayah Dr. Akrim Ridha; penulis -red-) adalah seorang yang selalu bersemangat dalam menghadapi tantangan hidup dengan berbagai pelatihan. Ia ingin anak-anaknya selalu unggul. Ia pernah berkata kepada kami:
“Jika kamu ingin mendapat nilai jayyid jiddan (bagus sekali), maka kamu harus berfikir dan berbuat untuk mencapai derajat yang istimewa (mumtaz). Tetapi jika karyamu dan berpikirmu hanya untuk mendapat jayyid (bagus) berarti kemungkinan lulusmu sangat jauh.”
Seperti itulah ayahku berpikir untuk menentukan target dan tujuan, sedemikian jelas dan konkret. Bahasa angka dan jawaban atas pernyataan dari dalam merupakan penolong terbaik untuk menentukan target yang jelas dan konkret. Dan supaya targetmu itu jelas, tentu mesti terbatas.
Oleh sebab itu, para pakar manajemen ketika mengkaji strategi mereka menetapkan sesuatu kaidah penting yang berbunyi,
“Melakukan strategi itu sangat urgen untuk membuktikan target dan tujuan. Sedangkan target dan tujuan mesti ada untuk dapat merumuskan langkah.”
Bahkan mereka mampu menerapkan pelbagai langkah yang dapat menjawab banyak pertanyaan seperti, Berapa? Bagaimana caranya? Kapan dilakukan? Mereka mengatakan, bahwa tujuan itu ada 3 macam:
Tujuan yang ketiga ini merupakan tujuan (ideal) khayali yang tidak dibatasi oleh kuantitas ataupun waktu. Hindari sedapat mungkin target semacam ini, terlalu ideal dan tidak realistis. Atau segera simpan dalam buku catatan anda, sebab kadang-kadang impian kemarin dapat menjadi realitas pada esok hari.
Tetapi tujuan ideal yang tidak realistis jangan sampai ada di hadapan mata anda dan menjadi tabir, sehingga menghalangi anda untuk melihat tujuan-tujuan lain yang memungkinkan untuk diwujudkan.
Ingatlah selalu kaidah pertama di antara kaidah-kaidah mengelola diri.
“Kuasailah semua cahaya di hadapan cita-citamu.”
Dan ketahuilah bahwa tujuan dan cita-cita yang jelas dan konkret mesti memenuhi kriteria berikut:
Sebagian orang menduga jika kemenangan Mesir atas kaum Yahudi pada bulan Ramadhan atau Oktober 1973 itu hanya sekedar strategi dan pelaksanaan yang bagus. Padahal yang benar dan yang cocok dengan realitas –sesuai dengan yang dituturkan oleh mereka yang ikut menyaksikan pertempuran.
Baik para komandan maupun prajuritnya- bahwa kemenangan tersebut bukan sekedar strategi yang bagus dan pelaksanaan program yang tepat, tapi memang merupakan suatu cita-cita dan tujuan yang telah direncanakan secara matang dan sejak lama. Mereka telah lama mengusahakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Sebagian orang mempunyai lamunan dan angan-angan yang memberikan harapan dalam tidurnya yang nyenyak, dan cita-cita mereka tampak begitu terang pada saat mereka terjaga. Tujuan dan cita-cita yang jelas dan realistis pasti akan mendorong untuk bekerja dalam rangka mewujudkannya. Hal tersebut kita jadikan di depan mata kita sebagai sesuatu yang realistis yang dapat kita capai dan jalani dalam hidup kita sehari-hari.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menanyai Harits bin Malik al Anshari radhiyallahu ‘anhu, salah seorang sahabatnya,
“Hai Harits, bagaimana keadaanmu pagi ini?”
Harits menjawab,
“Pagi ini aku betul-betul telah beriman.”
Apakah Rasulullah membiarkan setiap orang berkata terang-terangan seperti itu tanpa bukti? Tidak. Rasulullah mengujinya. Beliau bersabda,
“Hai Harits, coba aku ingin melihat apa yang engkau katakan itu benar?. Setiap perkataan itu ada hakikat. Lalu apa bukti dan hakikat keimananmu itu?”
Harits dengan mantap menjawab,
“Diriku menjauhi dunia. Maka, aku bergadang pada malam hari. Sedang siangnya aku berlapar-lapar (maksudnya banyak melakukan tahajud dan puasa). Seakan-akan aku melihat Singgasana Allah demikian terang. Dan aku pun seakan-akan melihat ahli surga saling berkunjung, sedangkan ahli neraka meliuk-liuk kelaparan.”
Mendengar jawaban Harits tersebut, Rasulullah baru membenarkanya seraya bersabda,
“Hai Harits, sekarang aku baru yakin. Maka, pertahankanlah.”
Kemudian Rasulullah memproklamirkan bahwa Harits telah sampai kepada apa yang menjadi tujuan hidupnya, seraya bersabda,
“Barangsiapa yang ingin melihat ahli surga, maka perhatikanlah Harits.” (HR. Imam Thabrani).
Demikianlah Harits mengetahui tujuan hidupnya sedemikian jelas dan konkret. Ia hidup mengikuti arah yang telah direncanakannya. Buahnya, setiap hal ghaib baginya berubah menjadi kenyataan yang dapat disaksikan dan dikenali karena memang cita-cita dan tujuan hidupnya merupakan sesuatu yang riil dan bukan sekedar khayalan.
Jadi, jika Anda ingin sukses dalam mengelola diri Anda dan sampai pada cita-cita Anda, maka Anda harus mengikuti kaidah kedua di antara kaidah-kaidah mengelola diri, yaitu jadikanlah cara berpikirmu tentang tujuan hidupmu (dan cita-citamu) serius dan lakukan secara kontinyu/istiqomah.
Maraji’: Dalilusy-Syabaab ilan-Najaah (Menjadi Pribadi Sukses); Dr. Akrim
Baca juga :
Taat membangun solidaritas organisasi
Ikuti kegiatan kami di @yasapeduli