Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Daftar isi
Dalam ajaran Islam, riya merupakan salah satu penyakit hati yang sangat diwaspadai. Riya adalah tindakan melakukan amal ibadah semata-mata untuk mendapatkan pujian atau pengakuan dari manusia, bukan karena tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Riya memiliki dampak yang merusak hubungan seseorang dengan Allah dan menyelisihi prinsip keikhlasan dalam beribadah, termasuk juga perbuatan riya dalam bersedekah. Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًاۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْاۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ٢
“Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah (batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum kafir”. (Qs. Al Baqarah (2):264)
Allah menasihati orang-orang yang beriman agar tidak membatalkan pahala dari infak atau sedekah mereka dengan menyertakannya dengan kata-kata yang menyakitkan hati atau dengan menyombongkan infak yang telah mereka berikan. Infak atau sedekah seharusnya bertujuan untuk menghibur dan meringankan penderitaan fakir-miskin serta untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Oleh karena itu, sedekah sebaiknya tidak disebut-sebut atau disertai dengan kata-kata yang menyakiti hati penerima. Jika sedekah disertai dengan kata-kata semacam itu, tujuan utama dari sedekah, yaitu untuk menghibur dan meringankan penderitaan, tidak akan tercapai. Allah melarang hal ini dan menegaskan bahwa sedekah semacam itu tidak akan mendapatkan pahala.
Orang yang memberikan sedekah dengan rasa riya, sama seperti orang yang melakukan ibadah salat dengan rasa riya. Ibadah salatnya tidak akan mendapatkan pahala dan tidak akan mencapai tujuan yang dimaksud. Karena tujuan salat adalah untuk menghadapkan segenap hati dan jiwa kepada Allah serta mengagungkan kebesaran dan kekuasaan-Nya, bukan untuk mendapat pujian manusia. Sifat riya adalah tabiat yang buruk, dimana seseorang ingin dipuji atas kebaikan yang dilakukannya. Orang yang bersedekah dengan harapan pujian dan terima kasih dari penerima sedekah atau dari orang lain, jika pada suatu saat merasa kurang dipuji atau kurang dihargai, ia mungkin akan merasa kecewa dan mengucapkan kata-kata yang menyinggung penerima sedekah. Dalam keadaan demikian, sedekahnya tidak akan mendatangkan pahala di sisi Allah.
Hadis Rasulullah saw juga mencela sedekah yang disertai dengan kata-kata yang menyakitkan hati. Sebagai contoh, Rasulullah saw menyebutkan tiga jenis orang yang tidak akan mendapatkan rahmat Allah di hari Kiamat, salah satunya adalah orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya ketika memberikan sesuatu. Ini menunjukkan pentingnya menjaga niat dan sikap dalam memberikan sedekah. Ibnu Al Manayyar mengatakan bahwa Imam Bukhari kemungkinan maksudnya adalah menjelaskan bahwa riya’ dapat menghilangkan pahala sedekah. Dalam konteks ini, hal tersebut berlaku bagi mereka yang memberi sedekah karena ingin mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang lain.
Menurut Ibnu Al Manayyar, hubungan ayat ini dengan masalah riya’ saat bersedekah dapat dilihat dari segi bahwa Allah SWT telah menyamakan antara menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti hati penerima dengan infak yang dikeluarkan oleh orang kafir yang berpameran, di mana mereka tidak akan mendapatkan sedikitpun pahala dari sedekah yang mereka keluarkan. Sikap seorang muslim yang memberikan sedekah dengan riya’ dianggap lebih buruk daripada menyakiti hati orang yang menerima sedekahnya. Oleh karena itu, lebih pantas untuk menyamakan sikap ini dengan infak orang kafir yang berpameran, di mana keduanya tidak akan mendapatkan pahala dari sedekah yang mereka berikan.
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَتُؤْتُوْهَا الْفُقَرَاۤءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ٢٧١
Jika kamu menampakkan sedekahmu, itu baik. (Akan tetapi,) jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, itu lebih baik bagimu. Allah akan menghapus sebagian kesalahanmu. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al Baqarah (2):271)
Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan bahwa memberikan sedekah secara terang-terangan atau diketahui orang lain tidak selalu buruk, selama tidak disertai dengan perasaan riya. Cara seperti itu dapat dianggap baik, karena menghilangkan tuduhan kebakhilan terhadap dirinya dan membuat orang lain mendoakannya. Selain itu, orang yang menyaksikan perbuatan tersebut mungkin meniru perbuatannya. Namun, Allah juga menjelaskan bahwa memberikan sedekah secara diam-diam, tanpa diketahui orang lain, lebih baik lagi, terutama jika dilakukan untuk menghindari perasaan riya dalam hati si pemberi sedekah. Hal ini membantu agar fakir miskin yang menerima sedekah tidak merasa rendah diri di hadapan orang lain. Memberikan sedekah secara diam-diam akan menumbuhkan keikhlasan dalam beramal bagi si pemberi sedekah, yang merupakan jiwa dari setiap ibadah dan amal saleh.
Allah memberikan contoh orang-orang yang akan diberi naungan oleh-Nya di hari kiamat, di antaranya adalah orang yang bersedekah secara rahasia sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan tangan kanannya. Rasulullah Muhammad saw juga memuji orang yang memberikan sedekah secara sembunyi-sembunyi dalam banyak hadis, yang menegaskan keutamaan dan keberkahan dari perbuatan tersebut.
Allah akan memberkahi dan menghapuskan sebagian dari dosa-dosa orang-orang yang menafkahkan hartanya dengan cara yang baik, sesuai dengan sedekah yang mereka berikan, di samping pahala yang akan mereka terima di akhirat. Namun, Allah juga menegaskan bahwa Dia mengetahui semua perbuatan dan niat hamba-Nya, dan akan membalasnya sesuai dengan amal dan niat yang diperbuat..
Satu Hati Satu Peduli
Artikel Lainnya :