Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

guru agama

Pahala Jariyah Guru Agama

Pahala Jariyah Guru Agama

Guru, merupakan salah satu profesi yang terdapat di belahan dunia manapun. Tak jarang profesi guru merupakan salah satu yang membawa kemana arah peradaban manusia. Guru merupakan orang tua kita ketika berada di lingkungan sekolah. Pendidikan merupakan pilar penting dalam suatu peradaban bangsa dan guru merupakan cahaya diantara pilar-pilar tadi.

Dalam menjalankan tuagsnya seorang guru dituntut untuk dapat mengajarkan apa yang sudah dia pelajari ketika dia bersekolah dulu dan pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang mulia. Pekerjaan sebagai seorang guru merupakan termasuk jariyah karena salah satu amalan menyebarkan ilmu kepada orang lain.

Pekerjaan seorang guru merupakan ladang amal baginya karena pekerjaan yang dia ampu merupakan mengatur karakter dan pendidikan seorang anak. Sebagai pengganti orang tua maka peranan guru akan dilihat dalam fase dimana seorang anak melihat gurunya dan menirunya. Sehingga pekerjaan guru memberikan kebaikan dalam proses belajar mengajarnya maka kemudian akan menjadi ladang kebaikan dan dicatat sebagai amal jariyah.

Dan sebaliknya apabila ilmu yang disampaikan kepada para muridnya tidak benar dan menjerumuskan kepada keadaan yang tidak baik maka akan menyebabkan dosa jariyah yang dimana akan menyebabkan rantai keburukan terus berlanjut.

Mekanisme kebaikan yang disampaikan akan menjadi amalan jariyah adalah ketika seorang murid menerima sebuah ilmu kebenaran dari seorang guru dan kelak dia akan menjadi orang tua maka dia akan membagikan kepada anaknya sebagai upaya dia dalam mendidik anaknya dari ilmu yang pernah dia dapat.

Lalu sebaliknya adalah ilmu yang dia berikan merupakan hal yang salah maka kemudian akan diteruskan kepada anak anaknya sehingga akan terus menyebabkan efek berantai sebagai catatan atas dosa jariyahnya.

Sehingga pekerjaan guru, apalagi guru agama merupakan pekerjaan yang dapat menciptakan 2 sisi dimana 1 sisi akan menciptakan generasi yang benar dan sebaliknya akan menciptakan generasi yang tidak baik. Oleh sebab itu, pekerjaan guru agama merupakan pekerjaan yang tidak mudah, dan kerap kali dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang. Mengajarkan suatu ilmu yang dimana akan membawa arah suatu generasi adalah pekerjaan yang mulia di mata Allah.

Sesuai dengan firman Allah pada QS Al-Mujadilah : 11

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:

“Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:

“Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Ayat diatas merupakan perintah dalam menyebarkan ilmu yang sudah ia dapat, dalam pekerjaan guru tugas utama dia merupakan membagikan ilmu yang telah ia kuasai ketika sudah menimba pelajaran di sekolah dulu. Seorang murid akan menjadi investasi seorang guru ketika sudah meninggal kelak.

Ilmu-ilmu yang sudah dia ajarkan kepada muridnya tidak akan terputus layaknya air yang mengalir. Sebagai seorang orang tua kita akan menitipkan peran kita di sekolah kepada seorang guru, sehingga tidak ada ubahnya seorang guru dengan orang tua kita.

Kedudukan Guru Agama Dalam Islam

Melalui hadist yang diriwayatkan oleh Abi Umamah yaitu

“Sesungguhnya Allah, para malaikat, dan semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar, semuanya bersalawat kepada mu’allim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia (HR. Tirmidzi).

Sesuai dengan detail pekerjaan seorang guru yaitu menyebarkan kebaikan kepada para muridnya sehingga pekerjaan guru merupakan salah satu yang mulia di mata Islam.

Salah satu ulama besar Islam yaitu Al Ghazali Al-Ghazali menggambarkan kedudukan guru agama sebagai berikut :

“Makhluk di atas bumi yang paling utama adalah manusia, bagian manusia yang paling utama adalah hatinya. Seorang guru sibuk menyempurnakan, memperbaiki, membersihkan dan mengarahkannya agar dekat kepada Allah azza wajalla. Maka mengajarkan ilmu merupakan ibadah dan merupakan pemenuhan tugas dengan khalifah Allah.

Bahkan merupakan tugas kekhalifahan Allah yang paling utama. Sebab Allah telah membukakan untuk hati seorang alim suatu pengetahuan, sifat-Nya yang paling istimewa. Ia bagaikan gudang bagi benda-benda yang paling berharga. Kemudian ia diberi izin untuk memberikan kepada orang yang membutuhkan.

Maka derajat mana yang lebih tinggi dari seorang hamba yang menjadi perantara antara Tuhan dengan makhluk-Nya daam mendekatkan mereka kepada Allah dan menggiring mereka menuju surga tempat peristirahatan abadi.”

Sifat Guru Agama Sebagai Panutan

Mengingat beratnya tugas dan tanggungjawab guru dalam Islam, tidak semua muslim bisa menjadi guru. Ada banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Beberapa ahli pendidikan Islam telah merumuskan syarat-syarat yang harus dipenuhi guru, terutama dari aspek kepribadian. Al-Gazâlî menyebut beberapa sifat yang harus dipenuhi guru, yaitu :

  1. Kasih sayang dan lemah lembut
  2. Tidak mengharap pujian, ucapan terima kasih atau balas jasa
  3. Jujur dan terpercaya bagi murid-muridnya
  4. Membimbing dengan kasih sayang, tidak dengan marah
  5. Luhur budi dan toleransi
  6. Tidak merendahkan ilmu lain di luar spesialisasinya
  7. Memperhatikan perbedaan individu
  8. Konsisten.

Tantangan Seorang Guru Agama

(a) rendahnya perhatian orang tua di rumah terhadap pendidikan agama anak-anaknya. Ada kesan, jika anak telah belajar di sekolah/madrasah, tanggungjawab orang tua telah selesai, semuanya diserahkan ke lembaga/guru. Padahal sekolah/madrasah hanya membantu tugas dan tanggungjawab orang tua yang tidak mungkin mendidik secara teratur sebagaimana yang dilakukan sekolah/madrasah.

Rendahnya perhatian orang tua ini mempersulit tugas guru agama dalam menyampaikan pesan-pesan Islam, karena apa yang diterima di sekolah/madrasah kadang-kadang berbeda dengan yang diterima/disaksikan di rumah;

(b) kehidupan umat Islam telah dicemari dengan pola hidup modern yang materialistik, hedonistik, dan rasionalistik, dan cenderung mengesampingkan nilai-nilai agama. Pola hidup sekuler ini menjadi tantangan berat bagi guru agama karena mereka harus menyajikan agama di tengah-tengah masyarakat yang mulai melupakan agama bahkan mulai meragukan peran agama dalam kehidupan.

Di sini guru agama dituntut untuk selalu melakukan inovasi, agar pelajaran agama tetap menarik perhatian peserta didik dan dirasakan relevan dalam kehidupan masyarakat yang terus berkembang.

Nah itulah beberapa alasan mengapa seorang guru terutama guru agama mendapatkan pahala jariyah sebagai imbal hasil atas pekerjaan berat yang dia lakukan selama menjadi seorang guru. Bahwasanya seorang guru selain dapat berpotensi menciptakan ladang kebaikan bagi dirinya selain itu juga dapat menjadikan ladang dosa bagi dirinya.

Untuk itu menjadi seorang guru harus berhati-hati dalam menjalankan tugasnya, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan tanggung jawab baik untuk dirinya dan untuk muridn-muridnya

Wallahu a’lam

Baca juga :

Mengenal Allah dengan Al Qur’an

Hukum meratapi kematian dalam Islam

Fenomena meminta hujan dengan binatang

Ikuti kegiatan kami di @yasapeduli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *