CINTA TANPA SYARAT
Sebab anak adalah amanah terindah yang ALLAH SWT berikan kepada setiap orang tua, maka mencintai anak adalah sebuah kewajiban bagi setiap orang tua sebagai bukti syukur atas anugerahNya. Rabu (13/08/2022), Tim LAZ YASA Malang berkunjung ke Rusunawa Buring II. Disanalah kami menemui ibu Heni Eka Utami atau yang akrab disapa Heni. Perempuan tangguh yang mencintai anaknya tanpa syarat. Ibu Heni diberikan amanah oleh ALLAH swt untuk menjaga anak lelaki istimewa, yang bernama Tegar. Tegar mengidap cerebral palsy yang membuatnya harus tetap terbaring di atas tempat tidurnya. itu Pula yang menghambat tumbuh dan kembang tegar, hingga usianya menginjak 12 tahun, tegar belum mampu mengangkat kepalanya, apalagi berjalan. Namun kondisi tegar sama sekali tidak membuat cinta sang ibu luntur.
Beberapa waktu terakhir, kondisi tegar memburuk, kemudian dilarikan ke RSUD Kota Malang, “awalnya tegar sempat dilarikan ke RSUD kota Malang, namun karena fasilitas di sana belum cukup untuk menangani, akhirnya tegar dirujuk ke Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA)” ungkap Heni (31/8). Tegar mengidap penyakit TB atau Tubercolocis, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru paru. Bukan hanya itu, Tegar juga terkena Gizi buruk, sehingga bobotnya kian menyusut hingga 11 kg. Kondisi ini membuat tegar harus melakukan pemasangan selang untuk memasukan makanan dan berbagai jenis obat obatan ke tubuh mungilnya.
Demi buah hati anaknya, Heni rela untuk tetap terjaga
“Tegar harus minum susu dan obat setiap 2 jam kata dokter, jadi ibu gak tidur, pernah ibu tidur terlalu pulas, akhirnya tegar terlambat minum obat, dan kondisinya memburuk. Sejak saat itu ibu berusaha untuk tidak tidur buat jaga tegar”.
Dengan berlinang, Heni menyampaikan ceritanya. Suami ibu Heni adalah seorang sopir. Sehingga akan sangat membahayakan jika suami yang berjaga dan kurang tidur. Sejauh ini biaya kesehatan Tegar, memang tertutupi oleh BPJS, namun banyak biaya yang harus dipenuhi untuk perawatan Tegar dirumah seperti susu, popok, bubur, belum lagi transportasi yang cukup jauh.
Meski demikian, Heni tetap optimis, bahwa anaknya akan sembuh. “saya yakin, suatu saat nanti tegar akan sembuh seperti anak pada umumnya. Tegar hanya tidak bisa berjalan, tapi dia tidak mati rasa, anak ini masih tau rasa manis, asin, gurih. Tapi sekarang dia nggak bisa merasakan apa apa, yang dia tau hanya kenyang” setiap kesedihannya terlupakan kepada kami saat itu. Ibu Heni mengajarkan kepada kita tentang bagaimana mencintai anak tanpa syarat, meskipun bukan juara kelas, meskipun bukan anak yang penurut, meskipun bukan anak yang sesuai dengan yang diharapkan. Itulah Cinta orang tua kepada anaknya, Tulus tanpa syarat.
Mari kita do’akan adik tegar dan bu heni, Semoga ALLAH swt mengangkat derajatnya, dan menguatkan keluarga mereka.
Berikut Beberapa Foto Tegar saat berada di rumah