Cara Tidur Anak-Anak Menurut Islam

Memisahkan Anak di Tempat Tidur Masing-Masing

Ketika seorang anak menginjak usia 10 tahun insting yang dimilikinya sedang menuju ke arah perkembangan dan ingin membuktikan eksistensi dirinya. Oleh karena itu, ia harus diperlakukan hati-hati dengan menangkal semua penyebab kerusakan, jalan penyimpangan, dan terhanyutnya oleh arus yang negatif.

Caranya antara lain ialah tidak membiarkan mereka tidur dalam satu kasur, tetapi masing-masing harus tidur di atas kasurnya sendiri terpisah dari yang lain. Hal inilah yang dimaksudkan dengan istilah memisahkan dan kepatuhan kepada perintah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah bersabda :

”Perintahkanlah kepada anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat bila menginjak usia 7 tahun dan pukullah mereka karena meninggalkannya karena telah berusia 10 tahun, dan pisahkanlah mereka di tempat tidurnya masing-masing. Apabila seseorang di antara kalian menikahkan budaknya atau pelayannya, janganlah ia melihat sesuatu dari ‘auratnya, karena sesungguhnya bagian di bawah pusar sampai lututnya termasuk ‘auratnya.” (HR. Abu Dawud, Kitab Mawaqitush Shalat 418 dan Ahmad 6467)

Melarang Anak Tidur Telungkup

Ya’isy ibnu Thakhfah Al-Ghifari telah meriwayatkan dari ayahnya yang telah menceritakan bahwa ketika ia sedang berbaring dengan tertelungkup di dalam masjid, tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengguncangkan tubuhnya dengan kakinya seraya berkata :

“Ini adalah cara berbaring yang dimurkai oleh Allah!”

Ketika ia menoleh, ternyata lelaki itu adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam (HR. Abu Dawud, Kitabul Adab 4383 dengan sanad yang shahih. Ibnu Majah, Kitabul Adab 3714, hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Ahmad dalam Kitab Musnadul Makkiyyin 14994).

Menurut riwayat lain disebutkan :