Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Daftar isi
Maksiat adalah lawan ketaatan, baik itu dalam bentuk meninggalkan perintah maupun melakukan suatu larangan. Sedangkan iman, sebagaimana telah kita ketahui adalah 70 cabang lebih, yang tertinggi adalah ucapan “la ilaha illallah” dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan.
Jadi cabang-cabang ini tidak bernilai atau berbobot sama, baik yang berupa mengerjakan (kebaikan) maupun me-ninggalkan (larangan). Karena itu maksiat juga berbeda-beda. Dan maksiat berarti keluar dari ketaatan. Jika ia dilakukan karena ingkar atau mendustakan maka ia bisa membatalkan iman.
Sebagaimana Allah menceritakan tentang Fir’aun dengan firmanNya: “Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai.” (An-Nazi’at: 21)
Dan terkadang maksiat itu tidak sampai pada derajat tersebut sehingga tidak membuatnya keluar dari iman, tetapi memperburuk dan mengurangi iman. Maka siapa yang melakukan dosa besar seperti berzina, mencuri, minum-minuman yang memabukkan atau sejenisnya.
Tetapi tanpa meyakini kehalalannya, maka hilang rasa takut, khusyu’ dan cahaya dalam hatinya; sekalipun pokok pembenaran dan iman tetap ada di hatinya.
Lalu jika ia bertaubat kepada Allah dan mela-kukan amal shalih maka kembalilah khasyyah dan cahaya itu ke dalam hatinya. Apabila ia terus melakukan kemaksiatan maka bertambahlah kotoran dosa itu di dalam hatinya sampai menutupi serta menguncinya -na’udzubillah!-.
Maka ia tidak lagi mengenal yang baik dan tidak me-ngingkari kemungkaran.
Imam Ahmad dan lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
“Sesungguhnya orang mukmin itu jika berbuat dosa maka terbentuklah titik hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkan dan beristighfar maka mengkilaplah hatinya. Dan jika menambah (dosa) maka bertambahlah (bintik hitamnya) sampai menutupi hatinya.”
Itulah ‘rain’ yang disebut oleh Allah dalam Al-Quran:
‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.’ (Al-Muthaffifin: 14, HR. Ahmad, II/297)
Dampak maksiat terhadap iman yang pertama. Dijelaskan dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT berfirman,
“Aku Allah tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku ditaati, Aku Rido, dan jika Aku rido, maka Aku memberi berkah, dan keberkahan-Ku tidak ada akhirnya. Tapi jika manusia maksiat kepada-Ku, Aku murka. Dan jika Aku murka, aku akan melaknatnya, dan laknat-Ku akan sampai pada tujuh turunan.” (H.R. Ahmad)
Dampak maksiat terhadap iman yang kedua, dismpaikan oleh Imam Hasan Basri berkata,
“Hendaknya setiap kalian berhati-hati terhadap laknat orang mukmin dan kalian tidak menyadarinya. Yaitu bagi orang yang berbuat maksiat kepada Allah kemudian Allah meletakkan kemarahan itu di hati orang-orang beriman.”
Dampak maksiat terhadap iman yang ketiga yakni bai pelajar dan mahasiswa, maksiat sangat berbahaya bagi dirinya yang sedang menuntut ilmu. Karena maksiat dapat menghalanginya dari ilmu yang sedang dipelajarinya. Imam Syafi’i berkata dalam syairnya.
“Aku mengadu kepada Imam Waki’ (guruku) jeleknya hafalanku, kemudian beliau memintaku untuk menjauhi maksiat. Dan beliau mengabarkan bahwa ilmu itu adalah cahaya (dari Allah) dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.”
Dampak maksiat terhadap iman yang keempat yaitu pelaku maksiat akan terhalang oleh rezeki. Maksiat juga dapat menjauhkan manusia dari riskinya sendiri. Nabi saw bersabda,
“Sesungguhnya seseorang akan diharamkan dari rizkinya sebab perbuatan dosa yang ia lakukan.” (H.R. Ahmad)
Dampak maksiat terhadap iman yang kelima adalah pelaku maksiat akan dijauhi oleh manusia. Manusia yang sering melakukan maksiat sangat membekas pada perilakunya sehari-hari. Dalam ucapannya terlihat keburukannya dan dalam tindakannya juga dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya sehingga membuat mereka menjauh darinya.
Dampak maksiat terhadap iman yang keenam yaitu pelaku maksiat akan memiliki wajah yang gelap. Ibnu Abbas berkata,
“Sesungguhnya perbuatan maksiat itu meninggalkan bekas hitam di wajah, noda hitam di dalam hati, lemah pada fisik, sempit dalam rizki, dan kebencian dalam hati manusia.”
Dampak maksiat terhadap iman yang ketujuh yaitu akan hilangnya rasa takut kepada Allah dalam diri. Perbuatan maksiat akan menjauhkan manusia dari ketaatan kepada Allah SWT.
Ketika seseorang menganggap remeh Tuhannya maka dia dengan mudah melakukan maksiat kepada-Nya. Namun jika manusia takut dan memuliakan Tuhannya niscaya dia akan menjauhi perbuatan maksiat. Allah berfirman,
“Siapa yang direndahkan oleh Allah SWT, maka tidak akan ada yang memuliakannya.” (Q.S. Al-Hajj: 18)
Dampak maksiat terhadap iman yang terakhir yaitu pelaku maksiat lidahnya akan kelu. Saat ajal menjemput, lidah pelaku maksiat akan terasa berat untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Meskipun syahadat itu pendek dan mudah diucapkan, namun bagi pelaku maksiat terasa berat karena terbelenggu oleh dosa-dosanya.
Ada sebuah perumpamaan yang menggambarkan pengaruh maksiat atas iman, yaitu bahwasanya iman itu seperti pohon besar yang rindang. Maka akar-akarnya adalah tashdiq (kepercayaan) dan dengan akar itulah ia hidup, sedangkan cabang-cabangnya adalah amal perbuatan.
Dengan cabang itulah kelestarian dan hidupnya terjamin. Se-makin bertambah cabangnya maka semakin bertambah dan sempurna pohon itu, dan jika berkurang maka buruklah pohon itu.
Lalu jika berkurang terus sampai tidak tersisa cabang maupun batangnya maka hilanglah nama pohon itu. Manakala akar-akar itu tidak mengeluarkan batang-batang dan cabang-cabang yang bisa berdaun maka keringlah akar-akar itu dan hancurlah ia dalam tanah.
Begitu pula maksiat-maksiat dalam kaitannya dengan pohon iman, ia selalu membuat pengurangan dan aib dalam kesempurnaan dan keindahannya, sesuai dengan besar dan kecilnya atau banyak dan sedikitnya kemaksiatan tersebut. Wallahu a’lam!
Satu Hati Sejuta Peduli
Ikuti Kegiatan Terbaru Kami
Baca artikel keislaman Kami Lainnya