Perlukah Marah Saat Anak Tidak Mau Makan?
Inggita Kusumastuty, S.Gz, M.Biomed
Masalah anak tidak mau makan adalah hal yang sering dijumpai dalam keluarga. Makan hanya sedikit, tidak mau makan, menolak makanan atau bahkan hanya mau makanan yang itu-itu saja. Kunci pertama yang perlu dilihat adalah bagaimana riwayat makan dari anak, misalnya,
Pengenalan aneka ragam makanan
Anak yang tidak dikenalkan beraneka ragama makanan, akan memungkinan anak tidak cukup memiliki variasi “buku” cita rasa di otaknya sehingga sulit menerima rasa dari makanan yang baru.
Selain itu anak yang tidak dikenalkan makanan keluarganya karena lebih mengenal makanan instan atau jenis makanan di luar kebiasaan makan keluarga, akan sulit makan dengan baik di rumah dan mendorong tingginya “jajan”.
Konsumsi susu
Keseringan dan jumlah pemberian susu yang diberikan juga mempengaruhi keinginan anak untuk makan. Perlu diingat bahwa saat balita, pemberian susu bukanlah pengganti pemberian makanan utama. Pemberian susu berlebih akan menyebabkan anak kenyang dan tidak ingin makan.
Makanan selingan dan minuman kemasan
Konsumsi makanan selingan memberikan manfaat dalam menambah asupan energi dan memperkenalkan anak dengan berbagai jenis makanan selain makanan utama, akan tetapi jika pemberian berlebih, bersifat manis atau sangat gurih maka akan mendorong rasa kenyang, sehingga anak menolak makan.
Waktu pemberian makanan selingan yang dekat dengan waktu makan juga tidak diragukan lagi menjadi penyebab anak enggan untuk makan.
Hal lain yang perlu diperhatikan terkait dengan makanan selingan adalah kandungan zat gizinya. Makanan yang terlalu tinggi karbohidrat sederhana seperti permen, coklat, minuman kemasan yang tinggi gula jagung juga tidak baik jika diberikan berlebih karena membuat overweight.
Selain riwayat makan, ada dua kunci lain yang menyebabkan anak tidak mau makan, yaitu:
Kesepian
Anak yang kesepian biasanya sulit untuk makan. Makan sendirian tampak tidak menyenangkan bagi anak. Anak tidak terpacu untuk berlomba dalam hal makan dengan teman sebaya ataupun dengan anggota keluarga yang lain.
Persepsi waktu makan
Waktu makan bagi sebagian anak adalah hal yang menakutkan. Makan harus tenang, tidak tercecer, harus habis, dimarahi oleh ibu dan sebagainya merupakan ketakutan bagi anak sehingga anak merasa tidak nyaman saat mendekati waktu makan.
Perlu dipahami, sebagaimana orang dewasa, setiap anak memiliki “jadwal” makan alami yang berbeda, menyeragamkan jadwal semua anak sesuai kebiasaan umum, sering berakibat anak menolak makan, merasa tertekan atau makan tanpa memahami rasa lapar dan kenyang yang menyebabkan masalah kesehatan di masa dewasanya seperti kesulitan mengatur pola makan dan nafsu makan.
Dengan berbagai permasalahan yang telah terurai di atas, apakah ibu harus mengibarkan bendera perang kepada anak ketika mereka tidak mau makan? Coba evaluasi penyebabnya dan lakukan strategi agar anak mau makan. Di bawah ini merupakan beberapa strategi yang bisa dilakukan agar anak mau makan,
Kenyamanan adalah hal utama
Kenyamanan adalah kunci sukses utama bagi anak untuk dapat makan secara optimal. Jika masalah ketidaknyamanan adalah tidak ada teman saat makan, maka luangkan waktu untuk makan bersama pada waktu jam makan, setidaknya saat sarapan atau makan malam. Hal lain yang bisa dilakukan adalah makan dengan teman sebaya di sekitarnya.
Ketidaknyamanan waktu makan juga dapat terjadi saat ibu terlalu keras dalam membuat aturan. Saat waktu makan sebaiknya ciptakan suasana nyaman, mungkin dengan adanya musik atau mainan, yang penting hal tersebut dilakukan sambil duduk. Saat kenyamanan sudah tercipta, maka sangat mudah bagi ibu untuk memberikan informasi terkait pentingnya makan, fungsi konsumsi sayur, dan sebagainya.
Ajak anak untuk merasakan aneka makanan
Ketika sudah pernah merasakan makanan, maka anak akan menyukainya. Bagaimana jika tidak? coba, coba, dan coba lagi dengan berbagai olahan makanan. Di awal mungkin tidak akan habis, tetapi jika dicoba berulang kali, maka lambat laun anak akan menyukainya. Ingat, Ibu adalah orang yang pandai untuk membuat strategi. Salah satu strategi agar anak mau mencoba adalah ajak anak saat menyiapkan makanan.
Bersabarlah dan tunda beberapa waktu
Adakalanya dengan berbagai alasan, anak tidak mau makan karena kenyang. Ingat, jangan dipaksa karena akan menyebabkan ketidaknyaman. Bersabarlah dahulu, tunda beberapa saat. Saat menunda, jangan ditawarkan anak untuk makan selingan karena akan memperlama waktu kenyangnya.
Beri variasi makanan dan olahannya
Banyak anak menolak makana dengan bahan sayur ataupun daging. Sayur yang biasa ditolak adalah sayur daun. Jika anak menolak makan bayam, maka untuk memenuhi kebutuhannya ganti dengan sayur lain, contoh brokoli. Jika alasannya adalah bosan maka variasikan pengolahannya.
Anak akan bosan apabila bayam selalu diolah menjadi sayur bening, sehingga Ibu dapat menggantikannya dengan menu seperti omelet bayam atau nugget bayam. Anak juga sering menghindari makanan dengan bahan daging karena sulit untuk dikunyang, sehingga buatlah dalam olahan makanan yang memudahkan anak mengkonsumsinya, seperti gadon, bola-bola daging, dan sebagainya.
Semoga dengan terselesaikannya masalah susah makan, maka asupan anak terpenuhi dan menjadi penerus bangsa yang kuat jiwa dan raganya. Semoga bermanfaat.
Baca juga :
Berbagi senyuman bersama relawan
Ikuti kegiatan kami di @yasapeduli