Ihsan Dengan Yang Ada

Dr. Ahmad Jalaluddin, Lc., MA.

Sebagian sahabat ‘mengeluh’ kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam,

“Semua pahala milik orang kaya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Nabi meluruskan bahwa mereka pun dengan keterbatasannya dan dengan apa yang dimilikinya bisa menjangkau apa yang diraih saudaranya yang kaya. Apapun yang dikaruniakan oleh Allah bisa menjadi media untuk berbuat ihsan (baik). Tersirat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan bahwa Allah Ta’ala itu AL HAKIIM.

Tak mungkin Allah pilih kasih dan tak bijak dalam membagi. Allah tak membebani manusia dengan apa yang tak ia miliki. Allah hanya meminta kepada manusia untuk berbuat ihsan (baik) dengan apa yang dimiliki.

Allah Ta’ala berkisah tentang Yusuf ‘alaihissalam yang berada di penjara. Dengan keterbatasannya, ternyata Yusuf diakui oleh penghuni rumah tahanan itu:

“Sesungguhnya kami memandangmu termasuk orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf: 36).

Berbuat baik dengan apa, padahal berada di penjara? Berbuat baik dengan apa saja yang dimilikinya.

Bagi yang memiliki ilmu atau keahlian tertentu, jangan berandai-andai atau menunggu bila memiliki uang akan berbuat baik kepada sesama. Ajarkanlah ilmumu dan kemampuanmu kepada orang lain, maka yang demikian adalah ihsan. Bila memiliki harta tapi tak memiliki ilmu, jangan menunggu memiliki ilmu untuk berbuat baik. Dengan hartamu kau bisa membantu para penuntut ilmu yang mendalami Al Qur’an dan ilmu-ilmu Allah yang luas.

Bila Allah Ta’ala menganugerahkan anak yang ‘nakal’, yakinlah Allah itu AL HAKIIM, pasti karunianya tepat untuk hamba-Nya. Berhentilah meratap, dan segeralah menjadi muhsin (orang yang berbuat baik) dengan mendidik anak dengan penuh sabar dan cinta serta doa kepada AL HAKIIM.

Cermatilah apa yang ada padamu. Tak ada istilah ‘kekurangan’ di balik pemberian Allah. Semua anugerahnya adalah media untuk berbuat ihsan. Wallahu ‘alam bisshawab