Khutbah Jumat (Syarat Dan Rukunnya)
Daftar isi
- 1 Khutbah Jumat (Syarat Dan Rukunnya)
- 1.1 Syarat khutbah jumat
- 1.1.1 1. Khatib harus laki – laki
- 1.1.2 2. Khutbah dapat didengar oleh seluruh jamaah
- 1.1.3 3. Menutup aurat
- 1.1.4 4. Khatib harus suci dari hadas kecil dan hadas besar
- 1.1.5 5. Berdiri bagi yang mampu
- 1.1.6 6. Duduk diantara dua khutbah
- 1.1.7 7. Rukun khutbah
- 1.1.8 8. Harus memperhatikan waktu khutbah
- 1.1.9 9. Pelafalan rukun khutbah jumat dengan bahasa arab
- 1.1.10 10. Waktu pelaksanaan
- 1.2 Rukun khutbah
- 1.1 Syarat khutbah jumat
Secara umum khutbah merupakan kegiatan berdakwah mengajak atau menyeru orang lain untuk meningkatkan ketakwaan, keimanan, dan pesan keagamaan lainnya dengan rukun dan syarat tertentu. Sedangkan menurut bahasa, khutbah berarti pidato atau ceramah. Khutbah berhubungan erat dengan ibadah shalat atau ibadah lainnya. Contohnya, khutbah jumat, khutbah idul fitri, idul adha, khutbah shalat gerhana (khusuf), khutbah nikah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan jenis – jenis khutbah di atas, khutbah memiliki ketentuannya masing – masing. Tetapi khutbah yang sering dilakukan secara rutin setiap minggu adalah khutbah Jumat. Seseorang yang bertugas menyampaikan khutbah saat menjalankan shalat disebut khatib.
Syarat khutbah jumat
Dalam melaksanakan khutbah jumat, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantaranya
1. Khatib harus laki – laki
Syarat ini tidak hanya berlaku bagi khutbah jumat saja, namun berlaku untuk khutbah – khutbah yang lain, seperti khutbah shalat hari raya idul fitri dan idul adha maupun shalat gerhana. Sehingga khutbah yang dilakukan oleh perempuan hukumnya tidak sah.
Syekh Al – Qalyubi mengatakan :
“Disyaratkan khatib seorang laki – laki atau orang yang sah menjadi imam bagi jamaah sebagaimana yang dikatakan Syekh Al – Ramli dan dibuat pegangan oleh guru kami Syekh Al – Zayadi. Syarat ini berlaku juga di selain khutbah Jumat sebagaimana syarat khutbah harus diperdengarkan dan didengar oleh jamaah serta syarat harus berbahasa Arab.” (Syekh Al – Qalyubi, Hasyiyah Al – Qalyubi ‘ala al – Mahalli, juz 1, hal. 322).
2. Khutbah dapat didengar oleh seluruh jamaah
Khatib harus berusaha agar khutbahnya bisa didengar dan diperhatikan, baik dengan suara yang keras maupun dengan mikrofon, sehingga para jamaah bisa mendengar khutbah tersebut.
3. Menutup aurat
Syarat khutbah jumat ini juga berlaku bagi jamaah shalat jumat, tidak hanya untuk khatib.
4. Khatib harus suci dari hadas kecil dan hadas besar
5. Berdiri bagi yang mampu
Khutbah dilakukan oleh khatib yang mampu berdiri dan bersuara lantang
6. Duduk diantara dua khutbah
Khutbah jumat dilakukan dua kali, di antara kedua khutbah harus dipisah dengan duduk. Umumnya, duduk di antara dua khutbah seperti tuma’ninah dalam shalat.
7. Rukun khutbah
Rukun – rukun khutbah jumat harus dibaca secara berkesinambungan, artinya, tidak ada jeda atau pemisah berupa pembicaraan lain selain khutbah yang disampaikan.
8. Harus memperhatikan waktu khutbah
Jarak antara waktu khutbah jumat dengan sholat jumat tidak boleh terlalu lama, harus sesingkat mungkin.
9. Pelafalan rukun khutbah jumat dengan bahasa arab
Rukun – rukun khutbah harus dilafalkan dalam bahasa Arab. Sedangkan isi khutbah jumat boleh disampaikan menggunakan bahasa lain.
10. Waktu pelaksanaan
Pelaksanaan khutbah jumat harus dilakukan di waktu dhuhur.
Rukun khutbah
Tidak hanya menerapkan syarat – syarat khutbah jumat, terdapat rukun khutbah yanh harus dilaksanakan, yakni
1. Diawali dengan mengucap puji – pujian
Yang pertama adalah mengucapkan puji – pujian kepada Allah SWT. Khutbah jumat harus dimulai dengan bacaan hamdalah yaitu lafadz memuji Allah SWT. Seperti lafadz Alhamdulillah, atau Ahmadullah, atau innalhamda-lillah.
2. Membaca shalawat kepada Nabi Saw.
Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw harus diucapkan dengan jelas. Setidaknya ada ucapan shalawat seperti shalli ala Muhammad, atau as – shalatu ala Muhammad atau ana mushallai ala Muhammad. Salah satu contoh shalawat nabi yaitu, Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa alihii wa ash haabihi wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
3. Membaca dua kalimat syahadat
Yang selanjutnya adalah membaca dua kalimat syahadat, dengan bersaksi tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT.
Rasulullah Saw bersabda:
“Tiap – tiap khutbah yang tidak ada tasyahud (syahadat) padanya, maka khutbah itu seperti tangan yang terpotong.” (HR. Abu Dawud)
4. Memberi nasihat
Mengajak untuk taqwa kepada Allah SWT. Secara singkatnya adalah perintah, ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Untuk lafadz yang diucapkan, khatib bisa memilih secara bebas. Seperti, Takutlah kalian kepada Allah SWT, atau marilah kita bertaqwa serta menjadi hamba yang taat kepada Allah Yang Maha Esa. Selain itu, bisa juga dengan membaca yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun.
5. Membaca ayat Al – Quran
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Muslim dijelaskan :
“Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa dan Utsman bin Abi Syaibah sedangkan makna haditsnya dari Abu Al Ahwash telah menceritakan kepada kami Simak dari Jabir bin Samurah dia berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa menyampaikan 2 kali khutbah, beliau duduk di antara 2 khutbah tersebut, beliau membaca Al Qur’an dan memberi peringatan kepada orang – orang.”
Telah menceritakan kepada kami Abu Kamil telah menceritakan kepada kami Abu ‘Awanah dari Simak bin Harb dari Jabir bin Samurah dia berkata; saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam khutbah dengan berdiri kemudian duduk, beliau tidak mengatakan sepatah kata pun, kemudian dia melanjutkan hadits tersebut.”
Satu Hati Sejuta Peduli
Ikuti Kegiatan Terbaru Kami
Baca artikel keislaman Kami Lainnya