Menjaga Amanah dan Akhlak Yang Baik
Menjaga Amanah
Kehidupan ini memang tak terlepas dari amanah. Jasmani yang sehat, harta yang banyak, ilmu yang luas, kedudukan yang tinggi, istri yang cantik dan solihah, keturunan yang banyak dan sebagainya merupakan amanah yang diberikan Allah Ta’ala kepada kita. Belum lagi kepercayaan orang lain yang diberikan kepada kita dalam berbagai hal.
Semua amanah itu harus dijaga dan digunakan dengan sebaik-baiknya. Manakala seseorang tidak memiliki sifat amanah, maka keimanan dianggap tidak ada dalam dirinya. Dan jika dia selalu mengkhianati amanah yang diberikan kepadanya, maka ia dianggap tidak memiliki agama, meskipun bila ia menganut agama.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tidak beriman orang yang tidak memegang amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati.” (HR. Ahmad).
Dengan demikian, tatkala kita memiliki harta, menunuaikan amanatnya adalah dalam bentuk membelanjakannya untuk kebaikan dan mengeluarkan zakat, infaq, sedekah serta wakaf. Sementara jasmani yang sehat adalah untuk mengabdi kepada Allah Ta’ala dan berjuang di jalannya. Ilmu yang luas untuk meningkatkan martabat kehidupan manusia. Sedangkan kedudukan yang tinggi untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Oleh karena itu, disaat kita ingin memberikan amanah kepada seseorang, berikanlah kepada orang yang ahli agar dapat menghindari kehancuran. Apabila seseorang selalu menunaikan amanah yang diberikan kepadanya, maka dia akan menjadi manusia yang istimewa, meskipun ia tidak memperoleh kenikmatan duniawi.
Akhlak yang Baik
Akhlak yang baik merupakan kekayaan yang paling mahal harganya bagi seorang muslim. Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk memperbaiki akhlak manusia. Itu pula sebabnya, manakala orangtua telah mendidik akhlak anaknya dengan baik,
hal itu menjadi pemberian yang sangat berharga ketimbang pemberian materi yang paling mahal sekalipun.
Rasulullah bersabda,
“Tidak ada pemberian yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya yang lebih baik dari pendidikan adab (akhlak) yang baik.” (HR. Tirmidzi).
Meskipun seseorang, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara telah mencapai kemajuan dan kemakmuran yang besar, hal itu bisa saja kita rasakan sebagai sesuatu yang tidak ada artinya kalau masyarakat tidak memiliki akhlak yang mulia.
Seorang ulama dari Mesir yang bernama Syauqi Bey berkata,
“Suatu bangsa akan tegak apabila baik akhlaknya. Bila akhlaknya hancur, maka hancur pula bangsa itu.”
Baca juga :
Ikuti kegiatan kami di @yasapeduli