Lansia Perlu Diperhatikan Kebutuhan Hariannya
Penyaluran catering dhuafa dilakukan setiap hari dari pagi dan sore hari untuk memberikan makanan siap santap kepada 43 lansia yang hidup sebatangkara dan mayoritas hidup sendiri. Beberapa masih memiliki keluarga tetapi memilih untuk hidup sendiri, ada juga yang sudah tidak memiliki keluarga sama sekali.
Sungguh sangat menyedihkan seorang lansia yang hidup sebatangkara tidak bersama dengan keluarga. Disitulah peran lembaga amil zakat membantu kaum fakir miskin. Dengan tenaga lansia yang tidak seberapa kuatnya dalam mencari nafkah sehingga diperlukan perhatian khusus. Kita sebagai umat islam perlu mempunyai rasa empati yang tinggi terhadap orang fakir miskin terutama kepada orang yang sudah tuan dan hidup sendiri. Mereka kesulitan meski hanya untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Karena tenaga mereka sudah tak seberapa kuat dibanding kan saat masih muda.
Program catering dhuafa tidak hanya diberikan kepada asnaf fakir dan miskin saja melainkan muallaf termasuk dalam program catering dhuafa. Mengapa demikian karena ada sebuah cerita seorang lansia yang hidup sebatangkara tanpa memiliki keluarga, anaknya meninggal dunia diusia 15 tahun dan suaminya pun meninggal dunia. Ia yang awal mulanya beragama non muslim berniat untuk masuk islam dikarenakan kepedulian yang sangat besar dari LAZ Yasa Malang terhadapnya. Setelah membaca syahadat sebagai rukun islam yang pertama akhirnya ia tersebut masuk islam karena tidak ada tuhan melainkan Allah SWT. Dan kita sebagai sesama umat islam harus mempunyai rasa kepedulian yang sangat tinggi terhadap saudara kita yang membutuhkan. Sungguh islam mengajarkan keindahan dalam berbagi kepada saudara kita yang membutuhkan.
Satu Hati Sejuta Peduli
Ikuti kegiatan sosial terbaru kami
Lihat artikel terbaru kami lainnya
