Daftar isi
Mengapa Infak Dianggap Investasi Terbaik?
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ٢
Artinya: Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.
Rasulullah SAW memberikan nasihat yang tegas kepada umatnya bahwa kematian tidak menandai akhir dari suatu bentuk investasi. Bahkan, dalam pandangan seorang investor akhirat, kematian merupakan saat di mana keuntungan dari investasi yang dilakukan di dunia diperoleh. Manfaat yang berkelanjutan dan terus-menerus adalah hasil dari kelebihan harta yang dikeluarkan di dunia.
Dalam ajaran Islam, investasi akhirat dikenal sebagai shodaqoh jaariyatun, sebuah investasi yang abadi. Harta yang diberikan dan digunakan di jalan Allah dalam bentuk zakat, infak sedekah, hibah, hadiah, dan wakaf, akan terus memberikan manfaat yang melimpah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Nabi, “Ketika seseorang meninggal dunia, semua amalnya terhenti kecuali tiga hal: sedekah yang terus mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang mendoakan orangtuanya.”
Dengan melakukan investasi akhirat, seseorang sebenarnya meraih dua keuntungan. Pertama, mereka dapat merasakan kebaikan dunia dengan berbagi harta, ilmu, atau keahlian bersama orang lain. Kedua, mereka akan memperoleh keuntungan di akhirat dengan mendapatkan pahala yang berlipat dan tidak terputus hingga hari kiamat.
Kontribusi Terhadap Pembangunan Berkelanjutan
Zakat, infak, dan sedekah memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tiga bentuk amal ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap beberapa aspek pembangunan berkelanjutan, seperti pengentasan kemiskinan, penanggulangan kelaparan, peningkatan kualitas pendidikan, pemerataan ekonomi, dan peningkatan kesehatan masyarakat.
Melalui program-program yang didukung oleh dana zakat, infak, dan sedekah, lembaga-lembaga zakat telah terbukti dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Dana tersebut digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti pemberian bantuan pendidikan, pembangunan infrastruktur kesehatan, pelatihan keterampilan untuk menciptakan lapangan kerja, serta bantuan langsung kepada individu atau keluarga yang membutuhkan.
Dengan adanya kontribusi dari zakat, infak, dan sedekah, masyarakat Indonesia dapat merasakan dampak positifnya dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Keberadaan lembaga-lembaga zakat juga memberikan harapan dan dukungan bagi mereka yang berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengatasi berbagai tantangan sosial yang dihadapi oleh negara ini. Dengan demikian, zakat, infak, dan sedekah bukan hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga merupakan instrumen yang efektif dalam mempercepat proses pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia secara menyeluruh.
Pahala Berinfaq
Memberikan sebagian dari harta untuk kepentingan agama Allah adalah tindakan yang mendatangkan pahala besar. Allah akan membalasnya dengan melipatgandakan nilai sumbangan yang diberikan, bahkan hingga tujuh ratus kali lipat. Namun, penting untuk melakukan sumbangan dengan tulus dan sesuai dengan tuntunan agama, karena hanya sumbangan yang dilandaskan pada ikhlas dan kepatuhan pada ketentuan-Nya yang benar-benar bermakna di hadapan Allah.
Jika tujuan pemberian sumbangan adalah untuk kepentingan selain Allah, atau dilakukan dengan niat riya, maka hal itu tidak akan dihitung sebagai amal di jalan Allah. Begitu pula jika seseorang meminjamkan harta mereka dengan maksud untuk memperoleh keuntungan lebih banyak, itu tidak akan sebanding dengan pahala yang akan diperoleh dari sumbangan di jalan Allah. Di sisi lain, Allahlah yang menentukan bagaimana rezeki seseorang akan disalurkan, apakah akan diperluas atau dikurangi, karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Pemberian sumbangan untuk kepentingan agama Allah membawa pahala yang luar biasa. Allah akan melipatgandakan nilai dari setiap sumbangan yang diberikan, melebihi dari yang bisa dibayangkan manusia, sebagai bentuk balasan atas kebaikan yang telah diperbuat. Namun, kesungguhan hati dalam memberikan sumbangan sangatlah penting. Sumbangan yang dilandaskan pada ketulusan dan ketaatan pada ajaran agama akan diberi makna dan diakui oleh Allah. Sebaliknya, jika niat memberikan sumbangan tidak murni atau bertujuan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar, seperti yang dilakukan oleh orang yang riya atau meminjamkan harta dengan maksud spekulatif, maka pahala yang diperolehnya tidak sebanding dengan sumbangan di jalan Allah. Akhirnya, segala keputusan terkait rezeki seseorang adalah kebijaksanaan Allah semata, yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya.
Satu Hati Satu Peduli
Artikel Lainnya :
6 Perspektif masihkah khawatir dengan rezeki kita?