Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

7 Tips Agar Gaji Menjadi Lebih Berkah dan Awet Dalam Islam

Gaji

7 Tips Agar Gaji Menjadi Lebih Berkah dan Awet Dalam Islam

Pengelolaan gaji yang berkah dan berkelanjutan merupakan konsep yang penting dalam Islam. Prinsip-prinsip ekonomi yang diajarkan Islam memberikan panduan tentang bagaimana mengelola uang dengan bijak, memastikan keberkahan, dan keberlanjutan dalam kehidupan finansial.

Tips Menjadikan Gaji Lebih Berkah dalam Islam:

  1. Bersedekah dan Beramal: Praktik bersedekah adalah bagian penting dalam Islam. Membagi rezeki dengan orang lain tidak hanya meningkatkan berkah dalam gaji, tetapi juga membersihkan hati dan membuka pintu rezeki yang lebih besar.
    قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗوَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚوَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
    Katakanlah, “Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya.” Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik.(Saba’:39)
  2. Mengelola Pengeluaran dengan Bijak: Prinsip pengeluaran yang bijak sangat ditekankan dalam Islam. Menjaga pengeluaran agar tidak melebihi pendapatan adalah langkah penting dalam menjaga berkah gaji.Rasulullah menyimpan makanan untuk kebutuhan keluarga selama setahun.” (HR Bukhari no 2904 dan Muslim no 1757).
  3. Menghindari Riba (Bunga): Islam melarang riba dalam segala bentuknya. Menghindari pinjaman dengan bunga dan transaksi yang melibatkan riba membantu menjaga keberkahan finansial.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama (karena sama-sama melakukan yang haram)” (HR. Muslim no. 1598).

  4. Menabung dan Berinvestasi dengan Bijak: Menabung adalah sikap yang dianjurkan dalam Islam. Investasi yang halal dan memberikan manfaat jangka panjang juga diperbolehkan untuk meningkatkan potensi penghasilan.”Simpanlah sebahagian daripada harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (HR. Bukhari).

    “Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin,…” (HR Bukhari Muslim).

  5. Berusaha dengan Tekun: Islam mendorong untuk berusaha dengan tekun dan tulus. Menambahkan nilai, bekerja keras, dan profesionalisme adalah cara untuk meningkatkan pendapatan.Ayat yang bisa menjadi renungan bagi kita bersama adalah firman Allah Ta’ala,

    وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

    Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (Ath Tholaq: 2-3)

  6. Menghindari Pemborosan dan Mewah yang Berlebihan: Islam mengajarkan kesederhanaan dan menjauhi pemborosan. Mengelola gaji dengan bijak dan menghindari gaya hidup mewah yang berlebihan adalah kunci untuk menjaga keberkahan finansial.

    وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

    Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (Al Isro’: 26-27).

  7. Berdoa dan Bersyukur: Berdoa untuk rezeki yang berkah dan selalu bersyukur atas segala rezeki yang diberikan adalah tindakan penting dalam Islam. Ini membuka pintu rahmat Allah dalam pengelolaan keuangan.
    وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
    Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”(Ibrahim:7)

    Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

    Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051). Kata para ulama, “Kaya hati adalah merasa cukup pada segala yang engkau butuh. Jika lebih dari itu dan terus engkau cari, maka itu berarti bukanlah ghina (kaya hati), namun malah fakir (hati yang miskin)” (Lihat Fathul Bari, 11: 272).

Menjalani kehidupan finansial yang berkah dan awet dalam Islam bukanlah hanya tentang jumlah gaji yang diterima, tetapi juga bagaimana gaji tersebut dikelola. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ekonomi Islam, seseorang dapat meraih keberkahan dalam segala aspek keuangan mereka.

Satu Hati Satu Peduli

Yasa Peduli Palestina

Image

Artikel Lainnya :

3 Amalan Berpahala yang Tak Terputus

7 Keutamaan Mencari Nafkah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *