Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Daftar isi
Bayangin, di zaman yang serba canggih kayak sekarang, masih ada ribuan anak di Gaza yang nggak bisa makan cukup. Bukan karena nggak mau, tapi karena emang nggak ada. Dan ini bukan sekadar berita sedih yang lewat di timeline, tapi krisis kemanusiaan nyata yang lagi kita saksikan.
Menurut laporan WHO per Juli 2025, hampir 12.000 balita di Gaza menderita malnutrisi akut. Ini angka tertinggi sejak krisis dimulai. Padahal, cuma dua bulan sebelumnya, di Mei 2025, “baru” 5.119 balita yang harus dirawat karena malnutrisi akut. Bayangin lonjakannya—nggak main-main.
Dari awal 2025 sampai akhir Mei, total ada 16.736 anak yang dirawat karena malnutrisi akut. Kalau dibagi rata, setiap hari sekitar 112 anak masuk perawatan. Dan di bulan Mei, angka ini naik 50% dibanding April. Artinya, situasinya makin parah dari hari ke hari.
Dari semua kasus malnutrisi itu, ada yang masuk kategori SAM alias Severe Acute Malnutrition. Di Mei, ada 636 anak (12% dari total kasus bulan itu) yang kondisinya sudah parah banget. Lalu di Juli, angkanya malah naik jadi 1.732 anak (18% dari 9.205 kasus akut) SAM. Buat yang belum tahu, SAM ini kondisi di mana anak-anak udah kehilangan berat badan ekstrim, lemah, dan risiko meninggalnya tinggi banget.
WHO melaporkan, sepanjang 2025 sampai Juli, ada 74 kematian terkait malnutrisi. Yang bikin nyesek, 63 kematian itu terjadi cuma di bulan Juli, termasuk 24 balita. Data resmi dari Gaza bahkan lebih tinggi: total 154 orang meninggal karena malnutrisi sampai akhir Juli, dengan 89 di antaranya anak-anak.
Nggak berhenti di situ, awal Agustus 2025, Kemenkes Gaza melaporkan 6 kematian akibat kelaparan dalam 24 jam terakhir—termasuk 1 anak. Kalau ditotal sejak awal perang, udah ada 181 korban jiwa akibat kelaparan, di antaranya 94 anak. Itu berarti, rata-rata 1 anak meninggal setiap hari cuma karena nggak ada makanan.
Yang bikin tambah pedih, krisis ini terjadi di depan mata dunia. Semua lembaga internasional tahu datanya, semua media besar memberitakan, tapi aksi nyatanya minim banget. Bantuan makanan tertahan di perbatasan, izin distribusi berlarut-larut, dan nyawa anak-anak melayang tiap harinya.
Kita nggak bisa berharap banyak dari lembaga-lembaga besar yang cuma rajin bikin laporan tapi nggak berani ambil langkah tegas. Gaza butuh bantuan langsung dari hati-hati yang masih punya rasa kemanusiaan—bukan dari rapat-rapat panjang yang ujungnya cuma jadi arsip.
Mungkin kita nggak bisa langsung ada di Gaza buat masak dan nyuapin anak-anak di sana, tapi kita bisa bantu lewat salah satu cara misalkan dengan berdonasi. Bantuan kita bisa dipakai buat beli makanan bergizi, susu, obat-obatan, atau peralatan medis yang dibutuhin banget sama warga Gaza.
Setiap rupiah yang kita kirim, sekecil apa pun, bisa jadi pembeda antara hidup dan mati buat mereka. Ingat, buat kita mungkin harga segelas kopi cuma hal kecil, tapi buat mereka, itu bisa jadi satu kali makan untuk bertahan hidup.
Krisis ini bukan cuma angka di laporan, tapi nyawa manusia—nyawa anak-anak—yang lagi digantung nasibnya. Kita nggak boleh cuma baca, sedih, lalu scroll ke berita lain. Kita harus gerak.
Gaza lagi teriak minta tolong. Mari jadi bagian dari jawabannya.
Klik tautan donasi resmi YASA Malang, salurkan bantuan terbaikmu, dan tunjukkan kalau kita peduli.
Hasbunallah wa ni’mal wakil.
Semoga Allah membalas semua kebaikan yang kita lakukan untuk saudara-saudara kita di Gaza.
Link Donasi Palestina :
Bantuan Kemanusiaan Palestina
BSI 719 3358 866 atau melalui yasapeduli.or.id/campaign/bantupalestina
Konfirmasi: 0852 3633 7242
Artikel Lain
https://www.yasapeduli.org/artikel/
Follow Us!