Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

keluarga

Keluarga : Pentingnya Adanya Pembinaan dalam Keluarga

Keluarga : Pentingnya Adanya Pembinaan dalam Keluarga

keluarga

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang orang tua khawatir mengenai masa depan anaknya. Misalnya, khawatir tentang dimana anaknya akan bersekolah, dimana anaknya akan berkuliah dengan siapa dia akan berpasangan dll. Ini merupakan suatu hal yang wajar. Bahkan para Nabi juga pernah khawatir tentang keluarga dan anak keturunannya.

1. Nabi Nuh AS : Khawatir tentang anak keturunannya yang tidak mengikuti jalan kebaikan orang tuanya (QS. Hud : 41-42) .

2. Nabi Ibrahim AS : Khawatir tentang bagaimana keadaan Istrinya. Karena Nabi Ibrahim AS dan istrinya sedang berada pada tempat berbeda yang mana jaraknya sangat jauh (saat itu). Nabi Ibrahim AS berada di Mesir sedangkan istrinya berada di Mekkah (QS Al Baqarah : 124; QS Ibrahim : 37).

3. Nabi Ya’qub AS: Khawatir tengan ketauhidan anak-anaknya setelah belai wafat ( QS Al Baqarah : 133)

Jika kita sebagai orang tua khawatir tentang masa depan anak, maka fokus doa kita sejak kita masih hidup dirubah bukan tentang bagaimana anak kita dalam mencari harta atau pekerjaan tapi soal menjadikan anak kita menjadi anak-anak yang sholih sholihah, menegakkan sholat, disenangi orang karena akhlaknya yang baik sehingga dia mendapatkan pekerjaan dan rejeki yang baik serta mampu menjadi hamba-hamba yang bersyukur.

Kekhawatiran tentang masa depan anak tersebut harus berlanjut pada upaya. Sehingga tidak hanya berhenti pada kekhawatiran, tapi berlanjut untuk mengupayakan yang terbaik dalam mengurusi keluarga dan rumah tangga kita. Hal ini dikarenakan orang tua khususnya ibu merupakan madrasah utama, pabrik asli yang mencetak kader. Pengetahuan agama ibu menjadi dasar bagi pelestarian agama dan akhlak bagi anak-anaknya.

Hal ini sejalan dengan kisah Nabi Musa AS yang dididik oleh Asiyah (istri Fir’aun). Asiyah merupakan wanita yang sholihah meskipun ia adalah istri dari Fir’aun yang kejam. Berkat kesholihannya dia mampu mendidik Nabi Musa AS menjadi manusia yang taat kepada Allah.

Oleh karena itu, didalam keluarga perlu diadakan sebuah pembinaan. Hal ini dikarenakan beberapa hal :

1. Dapat memberikan mas’uliyah (pertanggung jawaban) kepada Allah. Karena setiap dari diri kita akan dimintai pertanggungjawaban, baik berperan sebagai ayah (kepala keluarga) atau ibu (pengurus rumah tangga).

2. Terdapat tantangan keluarga kontemporer yang mana beresiko membahayakan ketaaatan anak-anak kita saat berada diluar rumah. Seorang pakar parenting dari Quwait pernah mengatakan bahwa 20 tahun yang akan mendatang gerakan yang terus berkembang ada tiga yaitu atheis, homoseksual dan narkoba. Sehingga sangat diperlukan pembinaan benteng ketaatan yang terbentuk mulai dari rumah.

3. Menyiapkan calon pemimpin masa depan yang taat kepada Allah dan RasulNya.

4. Menyiapkan untuk bekal menghadapi kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Masa depan keluarga kita merupakan hal yang ghaib, yang mana kita tidak tahu bagaimana keadaannya, susah senangnya. Kita semua menghadapi kehidupan yang dinamis (disrupsi) yang mana yang berubah bukan hanya kehidupannya, tapi juga anak-anaknya bahkan orang tuanya juga berubah (Sunnatu al-Tadawul – Ali Imran : 140). Oleh karena itu, sangat penting untuk mengadakan pembinaan ketaatan di tengah keluarga kita. Supaya kita tidak hanya berkumpul di dunia tetapi juga kembali berkumpul di SurgaNya. Wallahu’alam bi shawwab []

Link Donasi

✅ Yasa Peduli – Program Kebaikan Sosial

Artikel Lain

https://www.yasapeduli.org/artikel/

Follow Us!

https://www.instagram.com/yasapeduli/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *