Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

gaza

45 Jenazah Warga Gaza Kembali dengan Tanda Penyiksaan

45 Jenazah Warga Gaza Kembali dengan Tanda Penyiksaan

Dunia kembali dikejutkan oleh tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza. Sebanyak 45 jenazah warga Palestina dikembalikan oleh Israel dalam kondisi mengenaskan dengan tangan dan kaki terikat, mata tertutup, serta luka tembak di kepala dan dada. Beberapa bahkan menunjukkan tanda-tanda tubuh dilindas tank.

Laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa kondisi jenazah tersebut mengindikasikan adanya penyiksaan sistematis sebelum kematian. Sementara itu, pihak otoritas kesehatan Palestina menyebut peristiwa ini sebagai pelanggaran berat terhadap kemanusiaan dan hukum internasional.


Tubuh-Tubuh Tanpa Nama

Jenazah-jenazah yang dikembalikan dari Israel ke Gaza hanya diberi nomor tanpa identitas. Hingga kini, keluarga para korban belum mendapat kepastian siapa saja yang menjadi korban kekejaman ini.

Pihak medis Palestina di Rumah Sakit Nasser, Gaza, terus berupaya melakukan proses identifikasi dengan sumber daya yang sangat terbatas. Tim forensik bekerja siang malam di tengah keterbatasan listrik, obat-obatan, dan peralatan medis.

Namun, dari pemeriksaan awal ditemukan bahwa banyak tubuh mengalami luka tembak di jarak dekat, memar akibat penyiksaan, dan bekas ikatan kuat di pergelangan tangan serta kaki.

“Ini bukan kematian biasa di medan perang, ini adalah eksekusi,” ungkap salah satu petugas medis yang enggan disebutkan namanya, kepada wartawan setempat.


Kebijakan Menahan Jenazah

Tragedi ini membuka kembali praktik lama yang telah lama dikecam dunia internasional: kebijakan Israel menahan jenazah warga Palestina. Berdasarkan berbagai laporan hak asasi manusia, antara 600 hingga 720 jenazah warga Palestina masih ditahan hingga kini.

Mereka adalah para korban konflik, baik pejuang maupun warga sipil, yang tubuhnya tidak dikembalikan kepada keluarga untuk dimakamkan dengan layak. Sebagian bahkan disimpan dalam lemari pendingin militer Israel, hanya dengan nomor, tanpa nama.

Israel baru mengembalikan sebagian kecil jenazah tersebut, setelah kesepakatan tertentu dengan pihak Gaza. Menurut laporan, Israel menyerahkan 15 jenazah warga Palestina untuk setiap tawanan Israel yang meninggal.

Praktik ini bukan hanya tidak manusiawi, tetapi juga melanggar hukum kemanusiaan internasional yang menjamin hak setiap manusia — termasuk mereka yang wafat — untuk dimakamkan secara terhormat.


Pelanggaran Serius terhadap Kemanusiaan

Kementerian Kesehatan Palestina menegaskan bahwa temuan ini adalah bukti kuat terjadinya pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Banyak dari jenazah tersebut menunjukkan pola penyiksaan yang tidak dapat dibenarkan oleh alasan militer apa pun.

Para petugas medis menggambarkan betapa beratnya kondisi mereka saat harus meneliti tubuh-tubuh korban tanpa identitas, dengan aroma kematian yang pekat di udara. “Sebagian besar tubuh tidak lagi bisa dikenali. Tapi mereka bukan sekadar angka, mereka adalah manusia,” ujar salah seorang dokter di Rumah Sakit Nasser.


Luka yang Tak Pernah Sembuh

Tragedi ini menambah panjang daftar penderitaan rakyat Palestina yang hingga kini terus berjuang untuk bertahan hidup di bawah blokade dan genosida. Meskipun gencatan senjata sempat diumumkan, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penderitaan belum berakhir.

Ratusan keluarga masih mencari kabar tentang anggota keluarganya yang hilang. Sebagian berharap menemukan jenazah untuk dimakamkan, karena bagi mereka, pemakaman berarti penutupan luka dan bentuk terakhir dari penghormatan.

Namun hingga kini, ratusan jenazah lainnya masih ditahan, dan identitas para korban yang telah dikembalikan pun belum seluruhnya terungkap. Dunia hanya bisa menyaksikan, sementara Gaza terus menangis dalam diam.


Seruan Kemanusiaan

Otoritas kesehatan Palestina menyerukan agar masyarakat internasional segera mengambil langkah nyata untuk menekan Israel menghentikan kebijakan menahan jenazah dan memberikan akses kemanusiaan bagi lembaga internasional.

Lebih dari sekadar politik, ini adalah persoalan nilai kemanusiaan dan moralitas global. Tidak ada bangsa yang pantas diperlakukan seperti ini, terlebih di abad ke-21.

Di tengah luka dan kehilangan, rakyat Palestina terus berjuang. Mereka tidak hanya melawan penjajahan, tetapi juga berusaha mempertahankan martabat kemanusiaan mereka.

Kini saatnya dunia bersuara — bukan hanya dengan doa, tapi juga dengan tindakan. Karena Palestina tidak akan kembali seperti sedia kala setelah gencatan senjata. Mereka membutuhkan dukungan nyata untuk kembali pulih.


Doa untuk Gaza

Mari kita terus mendoakan saudara-saudara kita di Palestina, agar mereka diberi kekuatan menghadapi ujian ini. Semoga Allah meneguhkan hati para keluarga korban dan menerima para syuhada di sisi-Nya.Palestina masih berduka, tetapi dunia tak boleh diam. Karena kemanusiaan tidak boleh berhenti di batas negara.

Link Donasi

https://yasapeduli.or.id/campaign/bantupalestina

Artikel Lain

https://www.yasapeduli.org/artikel/

Follow Us!

https://www.instagram.com/yasapeduli/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *