Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124



100 hari lagi, cahaya Ramadhan 2026 akan tiba—bulan penuh berkah, ampunan, dan cinta. Ada sesuatu yang selalu istimewa di setiap langkah menuju Ramadhan 2026. Bahkan sebelum adzannya terdengar, sebelum malam-malamnya tiba, hati sudah lebih dulu bergetar. Ada rindu yang tak bisa dijelaskan, hanya bisa dirasakan.
Waktu berjalan cepat. Rasanya baru kemarin kita menutup Ramadhan dengan air mata haru, kini kita sudah di ambang menyambutnya lagi. Pertanyaannya sederhana tapi dalam: sudah siapkah hati ini untuk bertemu lagi dengan bulan suci itu?
Ramadhan: Saat Hati Pulang ke Titik Tenang
Ramadhan bukan sekadar bulan menahan lapar dan dahaga. Ia adalah waktu ketika Allah membuka pintu ampunan selebar-lebarnya, dan membiarkan rahmat-Nya turun tanpa batas. Di bulan itu, hati yang kusut terasa dirapikan. Jiwa yang lelah menemukan tempat beristirahat. Segala yang berat tiba-tiba terasa ringan, karena semua kembali pada satu tujuan: Allah.
Tapi seperti yang kita tahu, kedatangan Ramadhan 2026 bukan sekadar tentang menunggu tanggal di kalender. Ia adalah perjalanan spiritual yang butuh persiapan—bukan cuma fisik, tapi juga batin.
Seratus Hari untuk Menyiapkan Hati
Seratus hari mungkin terdengar lama, tapi sesungguhnya sebentar. Dalam seratus hari ini, kita punya waktu untuk membersihkan hati, meluruskan niat, dan memperbaiki arah hidup yang mungkin sempat melenceng.
Ramadhan nggak datang untuk disambut dengan lelah, tapi dengan cinta dan kesiapan.
Kalau selama ini kita sibuk mengejar dunia, mungkin inilah saatnya berhenti sejenak.
Mulailah dari hal-hal kecil yang membawa makna besar.
Sedekah kecil yang kita berikan hari ini, doa lirih di tengah malam, atau bahkan senyum yang kita tuluskan untuk orang lain—semuanya bisa jadi langkah menuju Ramadhan yang lebih bermakna.
Ramadhan: Tentang Niat, Bukan Sekadar Kebiasaan
Setiap tahun Ramadhan datang dengan pesan yang sama, tapi efeknya bisa berbeda, tergantung sejauh mana kita menyiapkan diri.
Kadang, kita terlalu fokus pada rutinitas—puasa, tarawih, takjil—sampai lupa bahwa esensi Ramadhan bukan cuma di ritualnya, tapi di hatinya.
Ramadhan mengajarkan kita tentang ikhlas. Tentang menahan diri, bukan hanya dari makan dan minum, tapi dari amarah, iri, dan keburukan. Ia mengingatkan kita bahwa Allah nggak butuh lapar dan haus kita, tapi ketulusan dalam menjalani ibadah itu sendiri.
Jadi, sebelum bulan suci itu datang mengetuk, mari bersihkan niat dan luruskan langkah.
Karena Ramadhan datang bukan untuk mereka yang sibuk menghitung hari, tapi untuk mereka yang menyiapkan diri.
Sambut dengan Syukur, Jalani dengan Cinta
Seratus hari ini bukan waktu untuk menunggu, tapi untuk menyiapkan.
Kita bisa mulai dengan hal sederhana: memperbanyak istighfar, memperbaiki salat, menata kembali hubungan dengan sesama, atau sekadar meluangkan waktu untuk merenung—apa kabar iman kita hari ini?
Sebab kalau Ramadhan datang dan hati kita belum siap, bisa jadi yang kita rasakan hanya lelah, bukan berkah. Tapi kalau kita menyambutnya dengan cinta, setiap detik Ramadhan akan terasa berharga, setiap malamnya jadi kesempatan baru untuk dimaafkan.
Doa di Seratus Hari Terakhir Menuju Ramadhan
Ya Allah, pertemukan kami dengan Ramadhan 2026 dalam keadaan terbaik—
dengan iman yang kuat, hati yang lembut, dan semangat untuk terus mendekat kepada-Mu.
Izinkan kami menyambut bulan suci-Mu bukan dengan lalai, tapi dengan rindu.
Bukan dengan cemas, tapi dengan cinta.
Seratus hari lagi menuju Ramadhan 2026.
Semoga waktu yang tersisa ini jadi ruang untuk menata hati, memperbanyak kebaikan, dan memperkuat tekad untuk jadi hamba yang lebih baik.
Karena Ramadhan bukan sekadar bulan, tapi pertemuan yang selalu kita tunggu dengan sepenuh jiwa. 🌙
Link Donasi
✅ Yasa Peduli – Program Kebaikan Sosial
Artikel Lain
https://www.yasapeduli.org/artikel/
Follow Us!