Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Daftar isi
Sudah menikah tapi jatuh cinta lagi, kenapa tidak? Jatuh cinta membuat orang menjadi bahagia, bedebar-debar saat berjumpa, rindu ingin selalu bertemu, bahagia bila bersama, ingin berpenampilan menarik di depannya, berusaha menyenangkan orang yang dicintainya dan sebagainya.
Jatuh cinta pada siapa? Tentunya objek cinta kita adalah pasangan halal kita yang diridhoi Allah Subhanahu wa ta’ala yaitu suami atau istri kita. Seiring berjalannya waktu pernikahan, kadang maghligai rumah tangga kita mengalami kejenuhan, bahkan bisa jadi menjadi hampa atau hambar, keromantisan bak pengantin baru tak lagi hadir.
Suami dan istri masing-masing disibukkan dengan rutinitas kewajiban masing-masing sehingga bila cinta dan keromantisan tidak dijaga maka akan layu dan tidak berkembang. Bila anda mengalami hal seperti itu, saatnya anda jatuh cinta lagi, tumbuhkan romantisme lagi
Romantisme yang membuat jatuh cinta tidak selalu berhubungan dengan bunga, candle light dinner di rumah makan terkenal, membelikan barang mewah, menuruti kemauan, mengucapakn sayang, atau kartu ucapan bertuliskan “ I love you”.
Rasulullah SAW mencontohkan bahwa beliau senantiasa memupuk romantisme kepada istri-istri beliau. Memanggil ‘Aisyah dengan panggilan kesayangan “ya humairoh” yang artinya yang memiliki pipi kemerahan, menikmati kebersamaan dengan berlomba lari dengan ‘Aisyah, serta memberi hiburan pada ‘Aisyah dengan membiarkannya menyaksikan pertunjukan kaummya dari jendela biliknya. Begitulah Rasulullah jatuh cinta setiap hari.
Diriwayatkan dari Anas Bin Malik RA, ia berkata,
“Suatu ketika Shofiyah bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan, Shofiyah sangat lambat sekali jalannya, lantas Rasulullah SAW menghadap kepadanya sedangkan ia menangis dan berkata, ‘Engkau membawaku di atas unta yang lamban.’ Kemudian Rasulullah SAW menghapus air mata Shofiyah dengan kedua tangannya.” (HR Nasa’i dalam As-Sunanul Kubra [nomor 9162]).
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, ia berkata,
“Dahulu aku mandi junub bersama Rasulullah SAW dari satu bejana di mana tangan kami bergantian (mengambil air) di dalamnya.” (HR Bukhari [nomor 253] dan Muslim [nomor 484], Ibnu Hibban [nomor 1118] mencantumkan riwayat tambahan, “Sedangkan tangan kami saling bertemu (bersentuhan).”
Diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA, ia berkata,
“Terkadang Rasulullah SAW disuguhkan sebuah wadah (air) kepadanya, kemudian aku minum dari wadah itu sedangkan aku dalam keadaan haid. Lantas Rasulullah SAW mengambil wadah tersebut dan meletakkan mulutnya di bekas tempat minumku. Terkadang aku mengambil tulang (yang ada sedikit dagingnya) kemudian memakan bagian darinya, lantas Rasulullah SAW mengambilnya dan meletakkan mulutnya di bekas mulutku.” (HR Ahmad [nomor 24373]).
Diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA, ia berkata,
“Dahulu Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di pangkuanku kemudian membaca (Al-Qurán) sedangkan aku dalam keadaan haid.” (HR Abu Dawud [nomor 227], Bukhari [nomor 288], Muslim [nomor 454], Ahmad [nomor 24442], dan Ibnu Majah [nomor 626]).
Diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA, ia berkata,
“Sungguh Nabi SAW ketika mencium salah satu istrinya, beliau mengecup lidahnya.”(HR Maqdisi dalam Dzakhiratul Huffazh [nomor 1568]).
Diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA, ia berkata,
“Nabi SAW ketika malam hari berjalan bersama Aisyah, berbincang dengannya.” (HR Bukhari [nomor 4810] dan Muslim [nomor 4477]).
Diriwayatkan dari Urwah Bin Zubair RA, ia meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA, ia berkata,
“Hampir setiap hari Rasulullah SAW mengunjungi semua istrinya, lantas mendekatinya satu per satu di tempatnya (rumah). Kemudian Rasulullah SAW mencium dan membelainya tanpa bersetubuh atau berpelukan.” Aisyah berkata, “Lantas beliau menginap di (rumah) istri yang mendapat gilirannya.”
(HR Daruquthni [nomor 3781]). Hadits senada juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad (nomor 24809), Imam Al-Hakim (nomor 2710), Abu Dawud (nomor 1823) dan At-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir (nomor 19577).
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA, dalam sebuah hadits perjalanan pulang dari penaklukan Khaibar,
“Kami keluar menuju Madinah.” Anas berkata, “Aku melihat Rasulullah SAW menyiapkan tempat duduk Shafiyah di belakangnya dengan kain, kemudian ia duduk di dekat untanya dan memosisikan lututnya, lantas Shafiyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau hingga naik (ke unta).” (HR Bukhari [nomor 2679]).
Diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA, ia berkata,
“Rasulullah SAW itu ketika hendak bepergian akan mengundi di antara istri-istrinya. Siapa pun undiannya yang keluar, maka beliau akan pergi bersamanya.” (HR Bukhari [nomor 2404] dan Muslim [nomor 4974].
Diriwayatkan dari Ali bin Husein RA, ia berkata:
“Suatu ketika Nabi SAW berada di masjid (Nabawi), sedangkan istri-istrinya ada di dekatnya kemudian mereka pulang. Rasulullah bersabda kepada Shafiyah binti Huyay: ‘Jangan buru-buru agar aku bisa pulang bersamamu.’ (HR Bukhari [nomor 1897]).
Diriwayatkan dari Anas RA, ia berkata,
“Seorang lelaki Persia yang merupakan tetangga Nabi SAW mempunyai kuah kaldu paling sedap. Kemudian dia membuat makanan dan mendatangi Nabi SAW lantas mengundangnya untuk makan, sedangkan Aisyah berada di samping Nabi. Kemudian Nabi SAW berkata, ‘Yang ini bagaimana?’ Ia menunjuk Aisyah dan berkata, “Tidak” Kemudian memberi isyarat kepadanya, “Bagaimana dengan ini?” Dia berkata, “Tidak.”
Kemudian Nabi memberi isyarat yang ketiga kalinya dan bersabda, “Ini bersamaku?” Kemudian ia berkata, “Ya.” (HR Ibnu Hibban [nomor 5301], Abu Ya’la [nomor 3261], dan Darimi [nomor 2119]).
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah RA,
“Ketika Aisyah marah, maka Nabi SAW mencubit hidungnya dan berkata, “Wahai ‘Uwaisy (panggilan kecil Aisyah), katakanlah, ‘Ya Allah, Tuhan Muhammad, ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan selamatkanlah aku dari fitnah yang menyesatkan.’”
Jatuh cinta dan romantis itu bisa sederhana, bisa ditumbuhkan dengan saling perhatian, ingin pasangannya bahagia. Bisa saja seorang istri akan merasakan suaminya romantis saat sang suami membantunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga, menemani memasak di dapur, atau mengganti popok anaknya di malam hari dan membiarkan istrinya istirahat tidur.
Seorang suami bisa merasakan romantisme istri ketika melihat istrinya belajar memasak makanan kesukaannya walaupun dia sendiri tidak menyukainya, menyiapkan pakaiannya, membuatkannya teh hangat saat ia pulang kerja, atau berusaha mencari tambahan rizki untuk memenuhi kebutuhan keluarga walaupun itu bukan kewjibannya. Itulah penyebab jatuh cinta terbangun setiap harinya.
Jatuh cinta dan romantisme harus dibangun dan dipupuk agar bersemi di dalam hati. Tips menjaga nya bisa dengan agenda pergi hanya berdua tanpa diganggu dengan anak-anak, memanggil dengan panggilan khusus, saling berkirim pesan kerinduan lewat handphone bila berjauhan seakan takut kehilangan, saling memberi hadiah di moment tertentu, membeli barang couple dan sebagainya.
Selamat jatuh cinta….
Baca juga :
Mengenal Allah dengan Al Qur’an
Hukum meratapi kematian dalam Islam
Fenomena meminta hujan dengan binatang
Ikuti kegiatan kami di @yasapeduli