Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

anas

7 Kutipan Viral Wasiat Anas Jamal Sebelum Syahid di Gaza

7 Kutipan Viral Wasiat Anas Jamal Sebelum Syahid di Gaza

Guys, Gaza kembali kehilangan salah satu pahlawan terbaiknya. Anas Jamal al-Sharif, seorang jurnalis muda yang sejak kecil hidup di kamp pengungsian Jabaliya, menghembuskan napas terakhirnya dalam keadaan syahid. Ia dibunuh oleh serangan Israel saat menjalankan tugas mulianya: menyuarakan kebenaran tentang penderitaan rakyat Palestina.

anas

Yang bikin dunia terdiam adalah pesan terakhir yang ia tinggalkan. Pesan ini bahkan dia tulis jauh sebelum ia menemui syahidnya. Pesannya bukan cuma kata-kata, tapi wasiat yang menggetarkan hati, penuh amanah dan jadi “wake-up call” buat siapa pun yang masih punya hati nurani di dunia

“Jika kata-kataku sampai kepadamu, ketahuilah bahwa Israel telah berhasil membunuhku dan membungkam suaraku.”

Anas memulai dengan salam, lalu menceritakan bahwa seluruh hidupnya ia dedikasikan untuk menjadi suara rakyatnya. Sejak kecil, ia tumbuh di lorong-lorong sempit kamp pengungsian, dikelilingi duka dan kehilangan. Harapan terbesarnya adalah bisa pulang ke kampung halamannya di Asqalan (al-Majdal), yang kini berada di bawah pendudukan. Namun, seperti yang dia tulis, ketentuan Allah berkata yang lain. Anas sadar hidupnya penuh risiko, tapi ia tidak pernah berhenti berbicara.

“Saya tidak pernah berhenti mengatakan kebenaran apa adanya, tanpa pemalsuan atau distorsi.”

Kalimat ini jadi tamparan keras buat siapa aja yang hidup dunia tapi memilih diam sama pederitaan yang terjadi di Gaza. Buat Gen Z kayak kita, pesan Anas ini jadi reminder bahwa informasi yang kita terima nggak selalu benar dan keberanian untuk menyuarakan fakta itu mahal banget di keadaan dunia sekarang.

“Aku mempercayakan kepadamu Palestina permata mahkota umat Islam dan detak jantung setiap orang yang merdeka di dunia ini.”

Anas hidup bukan hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga rakyat Gaza. Dia bahkan meminta untuk tidak membiarkan batas negara atau rasa takut membungkam suara pembelaan terhadap Gaz. Karena Gaza yang menjadi bagian dari Bumi Syam adalah permata Mahkota Umat Islam. Anas juga menitipkan keluarganya, istrinya Bayan (Umm Salah), ibunya yang doanya jadi bentengnya, serta dua anaknya, Syam dan Salah. Ia minta kita yang masih hidup tetap berdiri bersama mereka di sisi Allah.

“Jika aku mati, aku mati dengan teguh dalam prinsip-prinsipku. Ya Allah, terimalah aku di antara para syuhada”

Bagi kita yang hidup jauh dari Gaza, pesan ini adalah cermin. Kita sering mengeluh soal hal-hal kecil, sementara disana ada orang yang rela kehilangan segalanya demi kebenaran. Anas mengajarkan bahwa keberanian bukan cuma soal fisik, tapi juga soal keteguhan hati.

Di era digital, suara kita memang nggak bisa menggantikan nyawa yang hilang. Tapi seperti yang wasiat Anas, suara itu harus terus hidup. Kita bisa sebarkan kisahnya di media sosial, ngobrolin di tongkrongan, bikin konten edukatif, atau ikut donasi buat Gaza.

Pesan terakhir Anas diakhiri dengan kata-kata yang bikin mata berkaca-kaca:

“Jangan lupakan Gaza… dan jangan lupakan aku dalam doa-doamu.”

Buat kita, ini bukan sekadar cerita sedih dari negeri jauh. Ini adalah panggilan untuk peduli, untuk bersuara, dan untuk nggak pernah menganggap penderitaan mereka sebagai “hal biasa”. Karena setiap korban di Gaza punya nama, punya keluarga, punya cerita sama seperti kita.

Kita gak perlu turun langsung ke Gaza. Dari tempat duduk kita sekarang, kita udah bisa bantu. Gimana caranya? Donasi, sesimpel itu. Gak harus gede. Seribu-dua ribu juga bisa banget. Jangan biarin pesan ini berhenti di layar HP kita. Bawa pesan ini keluar, bagikan, dan jadikan pengingat bahwa kemerdekaan selalu ada harganya.

Gaza mungkin jauh secara geografis, tapi ia dekat di hati setiap umat Islam. Karena seperti sabda Rasulullah “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).”(HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586)

Link Donasi

✅ Yasa Peduli – Program Kebaikan Sosial

Artikel Lain

https://www.yasapeduli.org/artikel/

Follow Us!

https://www.instagram.com/yasapeduli/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *