Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

adab berbicara dengan lawan jenis

Adab Berbicara Dengan Lawan Jenis

Adab Berbicara Dengan Lawan Jenis

Melakukan pembicaraan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram sebenarnya tidak dilarang, akan tetapi pembicaraan yang dilakukan harus memenuhi ketentuan syara’.

Pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan sahabat, ada beberapa kisah dimana para istri-istri Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melakukan pembicaraan denga para sahabat. Misalnya ketika memberi jawaban atas suatu pertanyaan tentang islam. setelah Rasulullah wafat, Aisyah radhiyallahu’anha atau sang Ummul Mukminin juga menjadi guru bagi para shahabat.

Dalam melakukan pembicaraan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, kita semua bisa meneladani sikap dari istri nabi, sebagaimana yang difirmankan oleh Alllah SWT

يَٰنِسَآءَ ٱلنَّبِىِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ ٱلنِّسَآءِ ۚ إِنِ ٱتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِٱلْقَوْلِ فَيَطْمَعَ ٱلَّذِى فِى قَلْبِهِۦ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا

Artinya:

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik,” (QS Al-Ahzab : 32)

Ayat diatas menjelaskan tentang adab berbicara dengan lawan jenis yang bkan muhrim baik secara langsung, maupun via teks atau media sosial. Untuk menjaga diri dari fitnah, hendaknya seorang perempuan dan laki-laki yang berdialog atau berkirim pesandengan lawan jenis bukan muhrim bisa menjaga diri. Berikut beberapa adab berbicara dengan lawan jenis yang harus diketahui umat muslim.

Ada Batasan

Dalam kehidupan sehari-hari, kaum muslimah juga tidak lepas dari interaksi dan berkomunikasi dengan lawan jenis yang bukan mahram ini, entah itu ketika sedang berbelanja, sekolah, kuliah, bekerja, dan aktifitas lainya.

Ustadzah ummi Fairuz Ar-Rabbini menjelaskan, ada beberapa aturan, inti dari aturan tersebut menyebutkan bahwasanya ketika kita melakukan pembicaraan dengan lawan jenis. Sebisa mungkin kita jangan sampai merasa nyaman, jangan dinikmati dan hati-hatilah karena memang ketertarikan itu tidak serta merta.

“Biasanya dimulai dari obrolan santai, pembahasan tugas dan seterusnya lalu berlanjut dengan candaan yang menjadikan kita semakin leboh nyaman dan senang untuk meneruskan komunikasi sampai akhirnya akan menjurus kearah yang lebih privasi. Artinya jangan sampai kita merasa aman lalu berkata

“nggak kok, saya bisa jaga diri, saya juga bisa jaga hati insyaAllah gak ada masalah. Dan merasa yakin bahwa hal tersebut tidak membawa pengaruh untuk kita karena dalam menggoda manusia, setan punya seribu satu cara dan yang namanya lawan jenis itu ada daya tariknya seperti positif dan negatif. Maka antara lawan jenis ada tarik-menariknya dan itu pun tidak bisa dipungkiri,”paparnya saat mengisi kajian muslimah di laman Instagramnya, kemarin.

Bagaimana dengan candaan atau sekadar bercanda dnegan lawan jenis? Ummi Fairuz menuturkan, untuk masalah canda, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah bercanda.

“Mungkin kita sudah pernah mendengar bagaimana Nabi pernah bercanda dengan seorang wanita tua dan dia bertanya kepada Nabi, apakah dia masuk Surga. Nabi pun menjawab “didalam Surga tidak ada wanita tua.”

Dan Nabi tidak berdusta karena memang didalam Surga semua wanita tua akan menjadi muda. Candaan Nabi tidak mengandung unsur kebohongan tidak juga menyakiti. Candaan Nabi pun sangat terhormat. Lalu bagaimana dengan candaan kita ? apa yang kita obrolkan, apa yang kita jadikan guyon itu semua akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.

Apabila sebuah candaan berkaitan dengan pembicaraan antara lawan jenis itu pasti ada daya tariknya. Obrolan biasa akan menjadi istimewa jika setan sudah ikut campur di dalamnya. Sehingga disarankan untuk selalu waspada dan jangan sampai lengah karena setan akan menjerumuskan kita secara perlahan-lahan.

Dalam urusan berbicara saja Nabi pernah bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللہ وَ اليَوْمِ الأَخِرِ فَليَقُولْ خَيْراً أوْ لِيَصْمُوتِ

“barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka berkatalah yang baik atau diamlah.”

Intinya dalam berkomunikasi dengan lawan jenis, ada adab yang harus diperhatikan terutama oleh kaum perempuan muslimah, antara lain :

  1. Tidak melembutkan suara
  2. Tidak berkhalwat
  3. Mengucapkan perkataan yang baik
  4. Tundukkan pandangan

Tidak Melembutkan Suara

Adab berbicara dengan lawan jenis yang pertama yaitu tidak melembutkan suara. Menurut para ulama, firman Allah yang memerintah ‘jangan tunduk (jangan melembutkan suara)’ berarti tidak menimbulkan suara atau pesan yang bisa memberi rasa atau ikatan di dalam hati. Tidak dianjurkan pula memberi pesan yang bisa membuat lawan jenis bukan muhrim merasa tertarik saat mendengar atau membacanya.

Jika lawan jenis berkomunikasi lewat teks (chat) atau media sosial, dianjurkan untuk tidak menuliskan pesan yang merayu, manja, atau mengumbar kata-kata romantis.

Tidak Berkhalwat

Adab berbicara dengan lawan jenis yang kedua yaitu tidak berkhalwat. Saat berkomunikasi secara langsung, tidak dibolehkan untuk berkhalwat. Berkhalwat artinya berduaan, antara laki-laki dan perempuan bukan muhrim, di tempat sepi dan tidak diketahui orang lain. Ini dilarang karena bisa menjadi jalan setan untuk menggoda keduanya melakukan larangan Allah. Misalnya saling berpandangan atau bersentuhan dengan syahwat, atau lebih jauh daripada itu.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, Rasulullah bersabda,

“Janganlah seorang laki-laki itu berkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita, kecuali ada mahram yang menyertai wanita tersebut”.

Rasulullah bersabda (diriwayatkan Imam Ahmad, Imam At Tirmidzi, dan Imam Al Hakim),

“Ingatlah, bahwa tidaklah seorang laki-laki itu berkhalwat dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan”.

Bukan hanya saat berkomunikasi secara langsung, istilah ‘berkhalwat’ juga bisa terjadi saat berkomunikasi lewat telepon atau teks (chat). Misalnya dengan bercakap-cakap tentang hal yang tidak penting, atau saling bertukar pesan untuk memadu kasih. Tanpa disadari, tindakan itu sebenarnya dilakukan untuk memuaskan hawa nafsu semata. Terlebih jika keduanya membicarakan hal yang tidak senonoh, maka percakapan yang dilakukan jelas berhukum haram.

Itulah pentingnya mengetahui adab berbicara dengan lawan jenis, agar kita tidak terjerat dalam kemaksiatan.

Mengucapkan Perkataan Yang Baik

Adab berbicara dengan lawan jenis yang ketiga yaitu mengucapkan perkataan yang baik. Selain menjaga agar tidak mengemas percakapan dengan nuansa romantis yang dilarang, kita juga harus memastikan bahwa ucapan-ucapan yang disampaikan saat berkirim pesan adalah ucapan yang baik. Perhatikan adab berbicara dengan lawan jenis bukan muhrim. Jangan sampai kita membicarakan hal-hal yang tidak patut, tercela, atau berbau asusila.

Jadi walaupun kita dilarang untuk melembutkan suara secara berlebihan, namun bukan berarti kita bisa menyampaikan kata-kata yang kasar dan tidak menyenangkan. Tetaplah jaga adab berbicara dengan lawan jenis, dan ucapkan perkataan yang baik dan sopan.

Menjaga diri dari melembutkan suara atau menyampaikan rayuan dalam berkirim pesan teks, merupakan upaya mencegah niat buruk dari orang yang memiliki penyakit hati.

Tundukkan Pandangan

Adab berbicara dengan lawan jenis yang terakhir yaitu menundukkan pandangan. Saat ini, chatting atau berkirim pesan teks bisa juga dilakukan melalui media sosial. Di setiap platform, biasanya dilengkapi dengan fitur berkirim pesan secara pribadi. Dari sinilah biasanya akan berkembang hubungan yang lebih dari sekedar teman di media sosial. Hubungan tersebut bisa berkembang menjadi rekan dalam satu komunitas yang memiliki visi yang sama, rekan kerja, atau berkembang menjadi hubungan romantis.

Kemungkinan yang terakhir (hubungan romantis) harus diwaspadai, terutama jika antara wanita dan pria telah berkirim pesan dalam waktu yang lama dan intensitas yang tinggi. Jika tidak memperhatikan adab berbicara dengan lawan jenis, maka interaksi itu bisa mengarah dalam perbuatan yang dilarang, dan menjadi jalur masuknya syetan.

Karena itu saat bermain media sosial, masing-masing orang harus pandai dalam menundukkan pandangan. Menundukkan pandangan bukan hanya berlaku di dunia nyata, namun juga dunia maya. Dunia maya menyimpan berbagai informasi (terutama gambar) tentang masing-masing orang. Tidak sedikit orang yang gemar mengunggah gambar-gambar diri di media sosial. Inilah yang seringkali menjadi jalan maksiat jika seseorang tidak bisa menahan pandangannya.

Itulah beberapa adab berbicara dengan lawan jenis yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh umat muslim.

Baca juga :

Mengenal Allah dengan Al Qur’an

Hukum meratapi kematian dalam Islam

Fenomena meminta hujan dengan binatang

Ikuti kegiatan kami di @yasapeduli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *