Physical Address

304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124

adab dalam menuntut ilmu

Adab Dalam Menuntut Ilmu

Adab Dalam Menuntut Ilmu

Ilmu adalah kunci segala kebaikan dan pengetahuan. Ilmu merupakan sarana untuk menjalankan apa yang Allah perintahkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuai dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan.

Hal ini membuat kebutuhan pada ilmu lebih besar dibandingkan kebutuhan pada makanan dan minuman, sebab keberlangsungan agama dan dunia bergantung pada ilmu. Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap waktu.

Sebagian di antara kita mungkin menganggap bahwa hukum menuntut ilmu agama sekadar Sunnah, yang artinya mendapat pahala bagi yang melakukannya dan tidak berdosa bagi siapa yang meninggalkannya. Padahal, terdapat beberapa kondisi di mana hukum menuntut ilmu agama adalah wajib atas setiap Muslim (fardhu ‘ain) sehingga berdosalah setiap orang yang meninggalkannya.

Dalam Islam juga diajarkan bagaimana adab dalam menuntut ilmu agar ilmu yang sedang ia pelajari dapat membawa banyak berkah bagi kehidupan. Seperti kata Imam Malik pada kaum Qurais sebegai berikut:

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu”

Dari pesan tersebut, dapat kita ketahui sangat penting untuk mempelajari terlebih dahulu adab dalam menuntut ilmu.

Berikut ini adab-adab dalam menuntut ilmu yang perlu kita ketahui:

Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu

Adab dalam menuntut ilmu yang pertama kita harus ikhlas karena Allah Ta’ala. Dan seseorang tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah. Sebagaimana firman Allah SWT pada Surat Al-Bayyinah ayat 5 berikut :

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan hanya kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan memurnikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah:5)

Orang yang menuntut ilmu bukan karena mengharap wajah Allah termasuk orang yang pertama kali dipanaskan api neraka untuknya. Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa yang menuntut ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)

Rajin berdoa kepada Allah SWT memohon ilmu yang bermanfaat

Hendaknya setiap penuntut ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan memohon pertolongan kepada-Nya dalam mencari ilmu serta selalu merasa butuh kepada-Nya.

Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk selalu memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan berlindung kepada-Nya dari ilmu yang tidak bermanfaat, karena banyak kaum Muslimin yang justru mempelajari ilmu yang tidak bermanfaat, seperti mempelajari ilmu filsafat, ilmu kalam, ilmu hukum sekuler, dll.

Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu

Adab dalam menuntut ilmu syar’i diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu bemalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.

Rasulullah SAW barsabda,

“Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang : yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya.” (HR. Al-Baihaqi)

Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah SWT

Adab dalam menuntut ilmu salah satunya dengan menjauhkan diri dari dosa. Seseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan dosa dan maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat dapat menghalangi ilmu yang bermanfaat, bahkan dapat mematikan hati, merusak kehidupan dan mendatangkan siksa Allah SWT.

Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu

Adab dalam menuntut ilmu yang tidak kalah penting yaitu tidak boleh sombong. Sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam dirinya.

Imam Mujahid mengatakan,

لاَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحْىٍ وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ

“Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong” (HR. Bukhari secara muallaq)

Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan guru

Adab dalam menuntut ilmu selanjutnya yaitu Allah SWT berfirman,

“… sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az-Zumar: 17-18)

Diam ketika pelajaran disampaikan

Adab dalam menuntut ilmu yang sering kita lupakan adalah berbicara ketika ilmu disampaikan. Ketika belajar dan mengkaji ilmu syar’i tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat, tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syar’i yang disampaikan, tidak boleh ngobrol. Allah SWT berfirman,

“dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raaf: 204)

Berusaha memahami ilmu syar’i yang disampaikan

Kiat memahami pelajaran yang disampaikan : mencari tempat duduk yang tepat di hadaapan guru, memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang berpengalama. Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah pelajaran, tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan, tidak membaca satu kitab kepada banyak guru pada waktu yang sama, mengulang pelajaran setelah kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.

Menghafalkan ilmu syar’i yang disampaikan

Rasulullah SAW bersabda,

“Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar perkataanku, kemudian ia memahaminya, menghafalkannya, dan menyampaikannya. Banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih faham daripadanya…” (HR. At-Tirmidzi).

Dalam hadits tersebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah Ta’ala agar Dia memberikan cahaya pada wajah orang-orang yang mendengar, memahami, menghafal, dan mengamalkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka kita pun diperintahkan untuk menghafal pelajaran-pelajaran yang bersumber dari Al-Quran dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.

Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisan

Ketika belajar, seorang penuntut ilmu harus mencatat pelajaran, poin-poin penting, fawaa-id (faedah dan manfaat) dari ayat, hadits dan perkataan para sahabat serta ulama, atau berbagai dalil bagi suatu permasalahan yang dibawa kan oleh syaikh atau gurunya. Agar ilmu yang disampaikannya tidak hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia mengulangi pelajarannya. Rasulullah SAW bersabda,

“Ikatlah ilmu dengan tulisan” (HR. Ibnu ‘Abdil Barr)

Mengamalkan ilmu syar’Ii yang telah dipelajari

Menuntut ilmu syar’i bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa kepada-Nya, dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian, barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, kemudian ia melupakan dirinya (tidak mengamalkan ilmunya) adalah seperti lampu (lilin) yang menerangi manusia, namun membakar dirinya sendiri.” (HR Ath-Thabrani)

Berusaha mendakwahkan ilmu

Adab dalam menuntut ilmu yang terakhir yaitu berusaha mendakwahkan ilmu yang dimiliki. Objek dakwah yang paling utama adalah keluarga dan kerabat kita, Allah Ta’ala berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim: 6)

Itulah beberapa adab dalam menuntut ilmu yang harus diketahui dan dipelajari oleh umat muslim.

Baca juga :

Mengenal Allah dengan Al Qur’an

Hukum meratapi kematian dalam Islam

Fenomena meminta hujan dengan binatang

Ikuti kegiatan kami di @yasapeduli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *