Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Daftar isi
Anak Yatim atau Yatim berasal dari kata al-fardu yang berarti sendirian atau ditinggalkan oleh sesuatu yang serupa. Menurut syariah, yatim adalah seseorang yang ditinggal wafat oleh ayahnya dan belum mencapai usia baligh.
Imam as-Syairazi as-Syafi’i menjelaskan bahwa yatim adalah seseorang yang tidak memiliki ayah dan belum mencapai usia baligh. Namun, setelah mencapai usia baligh, mereka tidak lagi disebut yatim.
Menurut Syekh Sulaiman al-Jamal, yatim adalah anak kecil yang ditinggal wafat oleh ayahnya, meskipun masih memiliki ibu atau kakek nenek. Sebagai pedoman, anak yang tidak memiliki ayah disebut yatim, meskipun masih memiliki ibu, kakek, atau nenek. Namun, jika ibunya yang meninggal dan ayahnya masih hidup, mereka tidak dianggap yatim.
Anak yang kehilangan ibunya disebut piatu, tidak disamakan dengan yatim karena kehilangan ayah yang biasanya membuat anak kehilangan nafkah. Dalam tradisi masyarakat Indonesia, anak yang kehilangan ayah disebut yatim, sementara kehilangan ibu disebut piatu. Yatim piatu adalah gabungan dari keduanya, yaitu anak yang belum baligh dan kehilangan kedua orang tuanya.
Islam memperbolehkan membantu anak yatim yang telah mencapai usia dewasa, meskipun mereka bukan lagi dalam kategori yatim. Misalnya, memberikan sumbangan kepada keluarga yang tidak mampu atas nama anak-anak. Ada anak yatim dewasa yang hidup dalam kekurangan, namun ada juga yang hidup dalam kecukupan.
Dalil Memelihara Anak Yatim:
فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْيَتٰمٰىۗ قُلْ اِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌۗ وَاِنْ تُخَالِطُوْهُمْ فَاِخْوَانُكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَاَعْنَتَكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ ٢٢٠
Artinya: Tentang dunia dan akhirat. Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik.” Jika kamu mempergauli mereka, mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَنَاوَكَافِلُ الْيَتِيْمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَبِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: “Aku dan orang yang memelihara anak yatim itu akan masuk surga seperti ini,”. Nabi memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan merenggang keduanya. (HR. Bukhari)
Menyantuni anak yatim merupakan amal yang sangat baik dalam Islam, karena selain mendapat berkah dari Allah SWT, juga bisa mengurangi beban hidup mereka dan memberi mereka harapan serta kebahagiaan.
Beberapa keutamaan dari amalan menyantuni anak yatim antara lain:
1. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Rasulullah SAW, beliau menyatakan bahwa orang yang menjaga, merawat, atau menanggung yatim akan diberi ganjaran yang luar biasa besar oleh Allah SWT di surga kelak. Rasulullah menggambarkan bahwa Allah akan menempatkan mereka yang berbuat baik kepada yatim di tempat yang paling terhormat dan mulia di surga-Nya. Dengan demikian, menjaga yatim bukan hanya merupakan tindakan kebaikan yang mendatangkan berkah di dunia, tetapi juga merupakan investasi untuk mendapatkan tempat yang istimewa di akhirat..
2. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ketika seseorang memberi makan atau minum kepada yatim, itu sama halnya seperti memberikan makan atau minum kepada dirinya sendiri. Dalam konteks ini, perbuatan baik tersebut tidak hanya berdampak pada kehidupan anak yatim itu sendiri, tetapi juga membawa manfaat yang besar bagi pelakunya. Allah SWT akan membuka pintu rezeki bagi orang yang berbuat baik kepada anak yatim, sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Dengan memberikan perhatian dan dukungan kepada mereka yang membutuhkan, seseorang akan merasakan berkah dan kemurahan rezeki dari Allah SWT dalam kehidupannya..
3. Rasulullah SAW memberikan penegasan bahwa orang yang memberikan perlindungan, perawatan, atau tanggung jawab terhadap yatim akan memperoleh keistimewaan di akhirat. Beliau menyatakan bahwa mereka yang berbuat baik kepada yatim akan mendapat tempat yang baik di surga dan akan mendapat syafaat, yaitu intervensi atau doa perlindungan yang diajukan oleh Rasulullah SAW atas nama mereka di hadapan Allah SWT. Dengan demikian, berbuat baik kepada yatim bukan hanya membawa manfaat di dunia, tetapi juga merupakan investasi spiritual yang besar yang akan mendatangkan syafaat dan kemuliaan di hari kiamat. Ini menegaskan pentingnya mendukung dan menjaga hak-hak yatim dalam Islam serta mengingatkan kita akan pentingnya mencari rahmat dan ampunan Allah SWT melalui tindakan kebaikan kepada mereka..
4. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Allah SWT akan melimpahkan keberkahan kepada individu yang aktif dalam menyantuni dan memperhatikan kebutuhan yatim. Dengan melakukan perbuatan baik ini secara konsisten, seseorang akan merasakan berkah yang melimpah dalam kehidupannya. Keberkahan tersebut tidak hanya mencakup aspek materi, tetapi juga spiritual, emosional, dan sosial. Allah SWT memberikan janji keberkahan kepada mereka yang berbuat baik kepada anak yatim sebagai bentuk penghargaan-Nya terhadap perhatian dan kasih sayang yang diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Oleh karena itu, berbuat baik kepada anak yatim bukan hanya merupakan tindakan amal, tetapi juga merupakan sarana untuk mendatangkan berkah dan kebaikan yang melimpah dari Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan..
5. Menyantuni anak yatim memiliki dampak yang mendalam dalam meningkatkan iman dan ketakwaan seseorang. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa perbuatan baik ini tidak hanya berdampak pada kehidupan dunia, tetapi juga pada kehidupan akhirat. Ketika seseorang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak yatim, hal ini membawa kebahagiaan dan kedamaian dalam hati. Merasa diakui dan diperhatikan oleh Allah SWT melalui tindakan ini, seseorang merasa lebih dekat dengan-Nya. Perasaan ini memperkuat hubungan spiritual seseorang dengan Allah SWT, meningkatkan keyakinan akan kebesaran-Nya, dan memperdalam rasa taqwa atau ketakwaan. Dengan demikian, menyantuni anak yatim tidak hanya menjadi cara untuk membantu sesama, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkukuh dan memperdalam hubungan spiritual dengan Sang Pencipta, serta menguatkan keyakinan dan taqwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Satu Hati Satu Peduli
Bahagiakan Anak Yatim Dengan Baju Lebaran Yatim
Artikel Lainnya: