Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Physical Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Sebagai seorang muslim tentunya akan selalu mencari keridhoan Allah SWT dengan melaksanakan ibadah wajib maupun ibadah sunnah. Ibadah wajib disini meliputi sholat 5 waktu, puasa ramadhan, zakat, dll. Tentunya setiap ibadah yang kita lakukan terdapat kekurangan. Kekurangan kekurangan (tidak sempurna) ibadah wajib yang dilakukan tentunya membutuhkan pelengkap. Dan pelengkap itu adalah ibadah sunnah.
Keutamaan ibadah sunnah ternyata sangat besar. Banyak sekali pahala dan fadhilah yang bisa kita peroleh dengan memelihara macam-macam ibadah sunnah. Dimulai dari yang sehari-hari, yaitu sunnah rawatib, sunnah muakkadah, dan sebagainya.
Namun demikian kita harus menyempurnakan ibadah wajib sebelum bersemangat dalam melaksanakan ibadah sunnah. Karena ibadah wajib adalah prioritas utama.
Bahkan ibadah wajiblah yang paling dicintai Allah Taala. Allah Taala berfirman dalam hadits qudsi :
“Tidak ada yang lebih kucintai yang dilakukan hamba-Ku untuk mendekatkan diri kepada-Ku melebihi ibadah wajib” (Bukhari).
Banyak orang yang mengira, bahwa ibadah sunnah hanya pelengkap amalan wajib yang sifatnya sukarela.
Bila sempat, dikerjakan. Jika tidak, maka akan ditinggalkan begitu saja. Amalan sunnah sering ditinggalkan karena kurangnya pengetahuan akan keistimewaan ibadah ini. Padahal, meninggalkan ibadah sunnah berarti kerugian baginya karena tidak memperoleh pahala saat ada kesempatan untuk meraihnya.
Suatu ketika, Rasulullah SAW menawarkan kepada Rabi’ah bin Malik Al-Aslami, ”Mohonlah sesuatu!” Rabi’ah menjawab,
”Aku memohon agar dekat Anda di surga.” Lalu, beliau bertanya, ”Adakah permohonan lainnya?” Rabi’ah menjawab, ”Itu saja.” Beliau bersabda, ”Bantulah dirimu dengan memperbanyak sujud.” (HR Muslim).
Rasulullah SAW bahkan memperingatkan mereka yang malas beribadah sunnah, ”Siapa membenci sunnahku, bukan golonganku.” (HR Muttafaq Alaih).
Keutamaan ibadah sunnah yang sangatlah besar itu selayaknya tidak seorang muslim bermudah-mudah dalam meninggalkannya.
Keutamaan ibadah sunnah yang pertama yaitu dapat lebih dekat dengan Rasulullah SAW. Dijelaskan dalam sebuah hadits, memperbanyak sujud adalah dengan banyak mengerjakan sholat sunnah. Amalan inilah yang akan mengantarkan pelakunya menyertai Rasulullah di surga. Beliau bahkan mendapatkan penghargaan untuk menempati surga paling tinggi (maqaman mahmudan) berkat sholat sunah tahajud yang jarang beliau tinggalkan.
“Dan pada sebahagian malam hari bersembah yang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS Al-Isra’ [17]: 79).
Keutamaan ibadah sunnah yang kedua yaitu dapat menyempurnakan ibadah wajib. Rasulullah bersabda :
”Amal yang pertama kali dihisab hari kiamat adalah sholat. Jika baik maka dia akan beruntung dan sukses, jika buruk maka dia menyesal dan rugi. Allah SWT berfirman kepada malaikat, ‘Periksalah sholat hamba-Ku, cukup atau kurang? Jika cukup, catat. Jika kurang, periksa lagi, apakah hamba-Ku punya amal sholat sunnah? Jika punya, kekurangan sholat wajibnya ditambal sholat sunahnya.’ Baru setelah itu, amalnya dihisab.” (HR Abu Dawud).
Keutamaan ibadah sunnah yang ketiga yaitu dapat menyucikan jiwa pelakunya. Rasulullah bersabda :
”Lima perkara termasuk fitrah: mencukur bulu kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku.” (HR Bukhari).
Keutamaan ibadah sunnah yang keempat yaitu akan menjadi wali dan kekasih Allah SWT yang selalu dicintai-Nya.
Saat Allah mencintainya, Allah akan menyertai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk memegang, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
“Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku akan mengabulkan. Dan, jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan mengabulkan untuknya.” (HR Bukhari)
Seseorang yang bermudah-mudah untuk mengerjakan perbuatan yang hukumnya makruh, akan lebih mudah untuk terjerumus ke dalam perbuatan haram. Diriwayatkan dari sahabat An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya perkara yang halal itu jelas, dan yang haram juga jelas. Di antara keduanya, terdapat perkara yang samar (syubhat), yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Siapa saja yang menjaga dirinya dari perkara syubhat, dia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dan siapa saja yang terjerumus dalam perkara syubhat, dia telah terjerumus ke dalam perkara yang haram.
Seperti seorang penggembala yang menggembala di sekitar tanah larangan, maka lambat laun dia akan masuk ke dalam tanah larangan tersebut. Ketahuilah bahwa setiap raja itu memiliki tanah larangan. Dan ketahuilah bahwa tanah larangan Allah adalah perkara-perkara yang Allah haramkan.
Ingatlah bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika daging tersebut baik, maka menjadi baiklah seluruh tubuhnya. Dan jika rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari no. 52, 2051 dan Muslim no. 1599)
Dalam hadits di atas, seseorang yang gemar mendekati hal-hal yang Allah Ta’ala haramkan (belum sampai mengerjakannya), cepat atau lambat dia akan terjerumus ke dalamnya. Demikian pula sebaliknya. Seseorang yang bermudah-mudah untuk meninggalkan amal sunnah dan menjauh dari amal sunnah, cepat atau lambat dia akan mudah meninggalkan amal yang wajib.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk memperhatikan amal ibadah sunnah, setelah menyempurnakan ibadah yang bersifat wajib.
Baca juga :
Mengenal Allah dengan Al Qur’an
Hukum meratapi kematian dalam Islam
Fenomena meminta hujan dengan binatang
Ikuti kegiatan kami di @yasapeduli